Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Psikolog

18 Juni 2016   20:24 Diperbarui: 18 Juni 2016   20:30 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya."

"Bu Lena, maaf jika saya heran ada seorang guru PNS ingin bunuh diri. Rasanya tak ada manusia di negeri ini yang beruntung selain kalian para PNS. Gaji kalian setinggi langit, sistem kerja longgar tanpa tekanan, tanpa target, jam kerja yang relatif pendek, tak ada resiko dipecat, dan setelah pensiun akan tetap menerima gaji. Apakah anda tak bisa merasakan keberuntungan itu sehingga mempertimbangkan untuk bunuh diri?" tanya sang psikolog, "di luar sana banyak lho, orang yang tak beruntung seperti anda, tapi bersemangat untuk tetap hidup."

Wanita bernama Lena itu menggeleng lemah.

"Saya memang salah satu dari yang beruntung itu, tapi ketidakberuntungan lain membuat itu semua tak terasa sebagai keberuntungan."

"Ketidakberuntungan lain?"

"Suami saya juga seorang PNS...."

"Wah, keberuntungan anda ditambah keberuntungan suami anda, itu berlipat-lipat jumlahnya. Anda tampaknya masih menuntut lebih banyak keberuntungan, ya?"

"Kehidupan rumah tangga kami tak kurang suatu apa," kata Lena.

"Tentu saja, keterlaluan jika sepasang suami istri yang bekerja sebagai PNS merasa kekurangan."

"Ya, kami bahagia sampai ketika setahun lalu, suami saya tersandung masalah keuangan di kantornya. Sebagai bendahara, ia memiliki akses luas pada keuangan di kantor."

"Suami anda menyalahgunakan keuangan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun