Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kencan

27 Mei 2016   12:59 Diperbarui: 27 Mei 2016   13:56 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Dinda pergi dulu, bu,” Dinda tak kalah canggung denganku. Mungkin karena ia lebih tahu ibunya khawatir.

“Ingat, pulang sebelum jam sembilan!” kata ibunya sekali lagi.

Aku dan Dinda hanya punya anggukan.

------

Jam 20.15.

Film di bioskop mengambil lebih dari separuh waktu bersama Dinda malam ini.

“Aku harus pulang sekarang, mas,” kata Dinda.

“Kita belum makan malam.”

“Kita bisa melakukannya lain waktu. Jika aku segera sampai rumah, akan lebih baik untuk kita nanti.”

Aku masih enggan kehilangan kebersamaan dengan Dinda. Aku membutuhkan momen makan malam ini untuk, menyatakan cinta. Aku sudah memesan tempat untuk makan malam romantis yang diterangi lilin. Bagaimana ini? Membatalkannya bisa membuatku terkesan tak punya cukup uang untuk sebuah makan malam romantis di tempat eksklusif.

“Apakah waktu kita tak cukup sekarang? Aku sudah memesan tempat untuk makan malam...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun