Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kencan

27 Mei 2016   12:59 Diperbarui: 27 Mei 2016   13:56 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Danang?”

“Pacarnya,” kata ibu.

“Pacarnya? Ibu ijinkan Tiara pacaran? Tiara masih kelas 2 SMA, bu,” aku protes. Seketika aku pun menjadi ikut panik dan khawatir.

“Sebenarnya ibu keberatan Tiara pergi, tapi....”

“Besok-besok jangan ijinkan lagi. Jelas anak itu tak menepati janjinya, ibu tak bisa mempercayainya lagi,” aku merasa geram.

Pada saat bersamaan sebuah sepeda motor besar memasuki gerbang. Tiara yang duduk di boncengan turun dan melangkah dengan takut-takut.

“Siapa namamu?” aku bertanya pada penunggang motor besar itu, yang buru-buru membuka helmnya.

“Danang, mas,” sahutnya canggung.

“Oke, kamu tak usah turun, langsung putar dan pulang saja!” kataku. Ia seperti ingin menjelaskan sesuatu, tapi kemudian ia mundur dan memutar motor besarnya keluar gerbang.

Ibu marah dan tak mau mendengarkan apa pun alasan Tiara.

“Kamu tak menepati janjimu dan titik. Alasan apa pun tak bisa mengubahnya. Kamu tak boleh pergi lagi, dan temanmu itu tak boleh datang lagi. Ia sudah gagal dan ibu tak bisa percaya lagi padanya,” kata ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun