Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen ǀ Gondola

18 Mei 2016   13:35 Diperbarui: 19 Mei 2016   03:13 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kfk.kompas.com

“Kau sungguh-sungguh?” tanya si turis.

“Ya, naiklah,” kata Luigi.

Turis itu tampak senang dan segera memindahkan alat-alat lukisnya ke atas gondola. Luigi membantunya dan mereka berdua terlibat dalam kesibukan sebelum akhirnya gondola mulai melaju berkeliling.

“Mula-mula aku akan melukis gondola dan kau sendiri. Nanti berhentilah di dekat Ponte di Rialto itu untuk beberapa lama,” kata si turis.

“Baiklah, tapi kau harus berjanji memindahkan keajaiban itu ke dalam kanvasmu,” seru Luigi.

“Kalau kau memberi waktu yang cukup.”

------

Luigi hampir tak percaya melihat lukisan gondolanya dan ia yang berdiri mendayung dengan latar belakang Ponte di Rialto, serta gedung-gedung yang riuh di sekelilingnya, ketika mereka tiba kembali di tempat semula setelah berjam-jam.

“Sempurna...” kata Luigi, “sulit kupercaya kau bisa melakukan itu.”

“Dan, ini...” si turis menyerahkan uang kepada Luigi. Luigi tak tahu, tapi jumlahnya sangat banyak. Berlembar-lembar 10 Euro.

“Ini banyak sekali, tuan. Kau bilang...”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun