“Sedikit saja? separuhnya pun aku tak bisa membayarnya,” kata si turis.
“Atau, tuan bisa bergabung dengan orang lain, tuan cukup membayar 80 Euro saja,” kata Luigi.
“Aku sudah mengunjungi semua tempat terbaik di kota airmu ini dan melukisnya. Hanya gondola dan gondoliernya yang belum kulukis. Aku tadi sangat bersemangat, tapi dengan 150 Euro, aku harus melupakan keinginanku,” kata si turis.
“Jadi, kau dari Paris ya?” tanya Luigi, “ya, ya. Logat Perancismu terasa sekali. Sudah kubilang, kau hanya perlu membayar dengan 80 Euro jika kau mau bergabung dengan orang lain.”
“Berapa banyak orang yang bisa kau bawa dengan gondolamu itu?”
“Enam orang, tuan,” kata Luigi.
“Tapi aku tak akan bisa melukis dengan orang sebanyak itu di perahu kecilmu yang sempit,” kata si turis. “Baiklah, aku akan melukis gondola dan pendayungnya dari sini saja, meski aku sebenarnya ingin sekali melukis Ponte di Rialto yang terkenal itu dari atas gondola.”
“Kau seorang pelukis? Dan ingin melukis Ponte di Rialto?” tanya Luigi.
“Hanya pelukis jalanan. Dalam lukisanku nanti orang akan merasa duduk di atas gondola dengan kau berdiri mendayungnya dan melintas di bawah Ponte di Rialto, merasakan keajaiban Venice,” kata si turis.
“Sepertinya itu akan keren sekali,” kata Luigi.
“Kupikir begitu,” kata si turis lagi, “tapi 150 Euro menghalangi mimpiku.”