Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Nasib Kelas Menengah, Mengapa dari Awal Kerja hingga Jelang Pensiun Kredit Terus?

9 Maret 2024   21:10 Diperbarui: 10 Maret 2024   01:39 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kredit. (Dok Shutterstock via Kompas.com)

Mau kredit mobil baru lagi tapi usia Bu Minah tahun ini sudah menginjak 52 tahun. Padahal batas umur maksimal nasabah untuk disetujui rata-rata 55 tahun. 

Akhirnya Bu Minah memutuskan lebih baik menggunakan terus mobil itu selama mobil itu masih layak dipakai atau kelak diwariskan pada anak-anaknya. 

"Bersyukur punya meski cuma satu, walau nanti sudah tak bisa lagi disekolahin BPKB-nya," demikian pesannya via chat WA. 

Mengapa masyarakat kelas menengah stagnan secara finansial? 

Bu Minah pada kisah nasabah di atas boleh jadi adalah salah satu dari nasib kelas menengah di Indonesia. 

Dibilang cukup ya cukup, tapi tidak bisa dikatagorikan orang yang punya uang banyak. 

Banyak masyarakat kelas menengah merasa sekian tahun bekerja, sekian tahun punya usaha,tapi ngga kaya-kaya juga. Yang ada kredit terus. Banyak nasabah di kantor usai kredit mesin cuci lalu kredit motor. Setelah lunas mau punya mobil lantas kepikiran kredit mobil. 

Manakala kredit sedang berjalan eh ternyata anak sulung mau kuliah butuh laptop. Ujung-ujungnya kredit laptop lagi. 

Nanti si bungsu mau masuk sekolah, eh butuh dana pendidikan. Akhirnya BPKB motornya disekolahin lagi. Gitu terus. Mutar kayak spiral seiring siklus kehidupan.

Lantas apa saja yang bikin nasib kelas menengah cenderung stagnan secara finansial? Cukup berkaca pada fakta dan realita di masyarakat. 

Fakta pertama, jomplangnya kenaikan UMK setiap tahun dengan kenaikkan barang-barang penunjang hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun