Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Gadis Desa "Hancur" di Aplikasi Kredit, Apa karena di Desa Internet Tidak Selancar di Kota?

16 Februari 2024   21:16 Diperbarui: 17 Februari 2024   04:26 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seseorang sedang membuka aplikasi pinjaman online. Sumber: KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Status karyawan dirubah jadi pemilik atau pengelola. Apalagi saat survey ke lokasi usaha nampak jelas Maria lagi berada di kedai teh poci milik majikan. 

Setelah gawai milik perusahaan Apple itu berpindah ke tangan si bos, hanya cicilan pertama yang dibayarkan. Si bos menghilang. Nomor ponsel tak terhubung. Rumah kontrakkan si bos sudah kosong.

Masih tersisa 8 bulan angsuran yang tak tau bagaimana kelanjutan nya. Karena usaha teh poci itu telah ditutup dan Maria kembali jadi pengangguran. 

Perihnya adalah saat tak ada lagi uang di dompet, Maria ditelepon terus oleh bagian desk call dari kantor pusat hingga didatangi langsung oleh pegawai kantor cabang. Bingung dan kalut, Maria pun memilih balik kampung. Dia lalu ganti nomor ponsel. 

Di laporan kunjungan terbaru di sana tertulis : Info pemilik kos nasabah sudah pindah dua minggu lalu. Nomor HP tak terhubung. Tempat usaha nasabah sudah tutup sebulan lalu. 

Entah apa yang akan terjadi pada Maria. Dibilang korban, ya memang Maria adalah korban. Dibilang gaptek, ya mungkin saja karena di desanya tempat dia tumbuh dan dibesarkan dia hanya mengenal koperasi desa. Bukan aplikasi kredit atau aplikasi pinjol yang bisa di instal via internet. 

Manakala datang ke kota besar, Maria layaknya warga desa yang polos. Apa iya cuma masukkan nomor HP bisa langsung dikasi limit 20 juta atau 30 juta. Sungguh amat emejing. Betapa luar biasanya strategi marketing ala jebakan betmen bagi gadis desa seperti Maria. 

Dokpri 2012_Jalan utama penghubung Kabupaten Sumbawa Barat dengan Kabupaten Sumbawa
Dokpri 2012_Jalan utama penghubung Kabupaten Sumbawa Barat dengan Kabupaten Sumbawa

Internet cepat masuk desa, siapkah warga desa dengan serbuan pinjol dan aplikasi kredit? 

Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)  jumlah pengguna internet Indonesia tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia. 

Daerah-daerah urban terutama di kota besar, lebih banyak pengguna dibanding daerah daerah di pinggiran kota. Makin jauh ke pelosok desa, bisa jadi internet tak terjangkau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun