Status karyawan dirubah jadi pemilik atau pengelola. Apalagi saat survey ke lokasi usaha nampak jelas Maria lagi berada di kedai teh poci milik majikan.Â
Setelah gawai milik perusahaan Apple itu berpindah ke tangan si bos, hanya cicilan pertama yang dibayarkan. Si bos menghilang. Nomor ponsel tak terhubung. Rumah kontrakkan si bos sudah kosong.
Masih tersisa 8 bulan angsuran yang tak tau bagaimana kelanjutan nya. Karena usaha teh poci itu telah ditutup dan Maria kembali jadi pengangguran.Â
Perihnya adalah saat tak ada lagi uang di dompet, Maria ditelepon terus oleh bagian desk call dari kantor pusat hingga didatangi langsung oleh pegawai kantor cabang. Bingung dan kalut, Maria pun memilih balik kampung. Dia lalu ganti nomor ponsel.Â
Di laporan kunjungan terbaru di sana tertulis : Info pemilik kos nasabah sudah pindah dua minggu lalu. Nomor HP tak terhubung. Tempat usaha nasabah sudah tutup sebulan lalu.Â
Entah apa yang akan terjadi pada Maria. Dibilang korban, ya memang Maria adalah korban. Dibilang gaptek, ya mungkin saja karena di desanya tempat dia tumbuh dan dibesarkan dia hanya mengenal koperasi desa. Bukan aplikasi kredit atau aplikasi pinjol yang bisa di instal via internet.Â
Manakala datang ke kota besar, Maria layaknya warga desa yang polos. Apa iya cuma masukkan nomor HP bisa langsung dikasi limit 20 juta atau 30 juta. Sungguh amat emejing. Betapa luar biasanya strategi marketing ala jebakan betmen bagi gadis desa seperti Maria.Â
Internet cepat masuk desa, siapkah warga desa dengan serbuan pinjol dan aplikasi kredit?Â
Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Â jumlah pengguna internet Indonesia tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia.Â
Daerah-daerah urban terutama di kota besar, lebih banyak pengguna dibanding daerah daerah di pinggiran kota. Makin jauh ke pelosok desa, bisa jadi internet tak terjangkau.Â