Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Koperasi dengan Kelebihannya, Mampukah Bertahan di Tengah Gempuran Kompetitor?

19 Juli 2023   01:25 Diperbarui: 19 Juli 2023   02:41 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area jumlah persebaran koperasi di Indonesia. (Sumber: Biro Pusat Statistik)

Di satu sisi, para kompetitor semakin melebarkan sayap. Beranak pinak dengan membuka cabang-cabang baru. Berpenetrasi langsung dengan mengandalkan kemampuan teknologi komunikasi. 

Ketika handphone ada di tangan orang desa atau warga kampung, lebih dulu penawaran pinjol masuk sebelum brosur koperasi di lihat di balai desa. 

Lihat saja pameran dangdut atau atraksi hiburan yang bisa masuk sampai ke pasar , ke lapangan desa yang diadakan oleh para kompetitor. 

Tujuan awal menghibur warga tapi yang utama adalah menawarkan kredit modal kerja, atau menjual produk kendaraan atau iPhone keluaran baru dengan cara kredit. 

Lantas target market apakah yang disasar oleh koperasi dan para kompetitornya? 

Dalam bisnis pembiayaan, semua lembaga jasa keuangan akan mencari warga yang mampu mengangsur manakala dipercayakan pinjaman. Ini berarti calon debitur potensial yang punya usaha dan sudah bekerja. Mereka ini disebut katagori usia produktif. 

Di Indonesia, berdasarkan hasil sensus penduduk oleh BPS pada tahun 2022, ada kurang lebih 190 an juta warga yang terkatagori itu dari 275 juta penduduk. Berada pada usia 15 tahun hingga 64 tahun. Merekalah sasaran beraneka penawaran kredit.

Menariknya, manakalah berburu nasabah potensial di pasar pembiayaan, akan membentuk yang namanya irisan debitur. Sama kayak konsep himpunan dalam matematis dimana tak sedikit nasabah berstatus nasabah di koperasi, tapi juga debitur di bank atau di pinjol. 

Pada akhirnya strategi antar para kompetitor tak lagi menyasar nasabah baru. Tapi bagaimana agar mampu menarik nasabah di satu kompetitor pindah ke kompetitor lain. Dengan gimmick, dengan strategi penjualan, dengan beraneka program promo. 

Dan bukankah itu yang sedang terjadi saat ini. Anda, saya, kamu dan kita yang saat ini dalam usia produktif, kerap kali ditelpon atau di SMS bahkan masuk WA terkait penawaran kredit dari beraneka lembaga pembiayaan. 

Bila berburu sudah tak bisa lagi di lakukan karena begitu banyak pemburu di luar sana, bukankah bisa dengan cara "membeli" dalam tanda petik hewan milik tetangga lalu di ternakkan di kandang sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun