Padahal mayoritas multifinance adalah juga anak usaha bank besar lewat proses joint financing. Demikian juga fintech lending memperoleh suntikan dana dari para investor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.Â
Melihat begitu guritanya para kompetitor, koperasi simpan pinjam seolah-olah terkepung oleh para raksasa. Padahal koperasi adalah pionir badan usaha simpan pinjam di Indonesia.Â
Berdiri pada 12 Juli 1960, adalah Bung Hatta wakil presiden pertama yang mencetuskan bahwa koperasi punya peranan penting untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Dari rakyat untuk rakyat. Dari anggota untuk anggota
Melintasi waktu yang panjang, sejak 1960 hingga tahun akhir tahun lalu, berdasarkan data di Biro Pusat Statistik (BPS) jumlah koperasi yang terdaftar di Indonesia ada 130.354. Jauh lebih banyak dari para kompetitornya yang terdiri dari:
- Kantor cabang bank umum: 32.531
- Kantor BPR: 6.530
- Perusahaan Pembiayaan: 209
- Fintech Lending: 102.Â
- Total kompetitor: 39.372 berbanding 130.354 koperasi.Â
Target market, benturan produk, dan irisan database debitur.Â
Pergilah ke sebuah koperasi simpan pinjam demi niat meminjam. Mintalah brosur dan bacalah beraneka jenis kredit.Â
Lalu keluarlah dari koperasi dan ayunkan langkahmu ke bank, ke BPR, ke kantor multifinance. Masih belum ada yang sreg, silahkan buka website fintech atau mencoba hubungi seorang agen pinjol.Â
Apakah engkau melihatnya Dora? Hmm...Mengapa semua sama. Kredit multiguna, kredit tanpa agunan, kredit kendaraan, kredit modal kerja dan lainnya.Â
Inilah yang disebut benturan produk. Ketika para kompetitor koperasi menjual produk pembiayaan yang dijajakan juga oleh koperasi akan semakin banyak pilihan bagi masyarakat. Padahal koperasi itu lemah di pemodalan.Â
Lambat laun, meski jumlah koperasi jauh lebih banyak dari kompetitor, tapi pangsa pasar semakin terbagi. Penetrasi kompetitor merasuk hingga ke pelosok dimana dulunya warga di situ hanya bergantung pada koperasi.Â
Maka adalah fenomena yang wajar, bila banyak koperasi patah tumbuh hilang berganti. Banyak yang dibekukan, banyak yang tidak lagi jalan aktifitasnya, banyak yang macet karena kurang modal. Hanya sedikit yang tetap eksis dan bertahan.Â