Kalo ini versi emak-emak. Bentuk komunitas dilandasi kegiatan sosial demi kebersamaan.Â
Mereka urunan sepakat bayar cicilan dengan menjadikan seorang anggotanya sebagai nasabah dan menjaminkan agunan anggotanya itu demi memperoleh dana.Â
Lantas dana tersebut digunakan sebagai modal usaha yang dikelola bersama di mana keuntungan dibagi merata sama halnya dengan beban cicilan.Â
Sebulan dua bulan lancar. Bulan ketiga dan keempat mulai mandeg. Bulan kelima tidak ada pembayaran. Lanjut bulan keenam dan ketujuh.Â
Ketika dikunjungi pegawai pembiayaan untuk mengetahui detail masalahnya baru terkuak.Â
Dari 6 orang yang bersepakat, ada 3 orang yang belum hisa mencicil karena sejumlah alasan. Jadi 3 orang lainnya belum mau membayar dulu karna belum cukup nominal cicilan.Â
Parahnya para suami mereka tak tahu apa yang disepakati dan dilakukan para istri. Ketika dikunjungi pegawai dan kebetulan yang ditemui adalah suaminya, baru sang suami tahu istri punya kewajiban cicilan.Â
Ngga tahu apa yang terjadi setelah si pegawai meninggalkan rumah. Mungkinkah ada perang dunia ketiga atau perang urat syaraf? Semoga tidak pemirsa...hehe.Â
4. Istri tak mau bayar cicilan karena suami obral identitas.
Ini juga paling sering terjadi terutama para bapak bapak muda umur 28 tahun sampai 40 an. Atas dasar pertemanan debitur biasanya meminjamkan identitas KTP dan lain lainnya hingga rela difoto lewat aplikasi kredit untuk pengajuan pinjaman tanpa sepengetahuan istri.Â
Istilahnya ya kredit atas nama. Tapi yang ditagih andai lewat jatuh tempo ya si debiturnya. Dan yang bikin sedikit "panas" Â saat dikunjungi adalah para istrinya yang ngotot suami ngga ada pernah kredit.Â