Just Sharing....
Orang yang tidak dapat menguasai diri adalah seperti kota yang roboh temboknya. Mungkin ini salah satu kalimat bijak yang berkaitan dengan uang dan kontrol diri.Â
Karena pengelolaan finansial secara bijak, baik finansial pribadi atau finansial keluarga berdampak pada kestabilan hidup.Â
Bila membaca sejarah dan melihat bagaimana kota kita dan kerajaan dibangun di jaman dulu, tembok atau menara adalah benteng perlindungan ketika musuh menyerang.Â
Rakyat aman manakala tembok itu kokoh, kuat dan tak dapat dirobohkan. Dari balik tembok itulah strategi mengatur serangan dan pertahanan disiasati. Rakyat bisa beraktivitas dengan aman tanpa takut musuh menyerang.
Namun bila ada segelintir rakyat yang tergoda untuk menerima imbalan dari pihak musuh demi memberi tahu kunci rahasia menerobos tembok, tentu akan mendatangkan masalah bagi rakyat lain yang berlindung dibaliknya.Â
Kesudahannya adalah kehancuran dan porak poranda diobrak-abrik musuh. Kenyamanan berganti kesusahan.Â
Mungkin ini hanya ilustrasi sederhana untuk menggambarkan bahwa salah satu pilar kestabilan hidup adalah tembok finansial. Karena manusia tidak bisa hidup tanpa uang meski tujuan hidup bukanlah uang saja.Â
Tapi konsekuensi dari adanya beraneka kebutuhan tentu ada uang masuk (pendapatan) dan uang keluar (pengeluaran). Ke mana saja keluarnya dan dari mana saja masuknya tidaklah sama pada masing-masing orang. Yang penting adalah bagaimana mengelolanya.Â
Gaji 3 juta untuk seorang bujangan 28 tahun yang masih tinggal bareng orang tua mungkin rasanya cukup. Akan berbeda bila nominal gaji segitu untuk seorang kepala keluarga yang istrinya tak bekerja dengan anak 3 orang.
Bicara soal nominal gaji di negara kita tercinta Indonesia ini, tak bisa ditampik bahwa harga barang di luar sandang dan pangan jauh banget jomplangnya dengan rata- rata UMK atau UMR.Â