Mohon tunggu...
Adnan Weka Abid Widyadhana
Adnan Weka Abid Widyadhana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

📍 Lahir dan besar di Kota Apel, Malang, tempat di mana gunung-gunung menjulang seolah memanggil untuk didaki. Pengelana yang menemukan rumah di antara lembar-lembar buku dan jejak pendakian. Ketika tidak sedang menaklukkan puncak, saya tenggelam dalam dunia kata-kata – membaca kisah-kisah yang menginspirasi dan menuangkan pengalaman dalam tulisan. "Jangan pernah melukai hati seorang penulis, atau kau abadi dalam ceritanya" - karena setiap kepedihan bisa menjadi tinta yang tak terhapuskan dalam lembaran hidup. Hanya manusia biasa yang mencoba memahami hidup melalui pendakian, bacaan, dan petualangan. Karena sejatinya, setiap langkah adalah cerita, dan setiap cerita adalah jejak yang kita tinggalkan. ✍️ | 🏔️ | 📚

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dampak Konflik Palestina dan Israel Terhadap Ekonomi Global

20 Desember 2024   00:46 Diperbarui: 20 Desember 2024   08:22 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui adanya dampak yang ditimbulkan dari terjadinya perang yang berkepanjangan antara israel dan palestina terhadap perekonomian global. Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode studi literatur melalui berbagai artikel yang kemudian dianalisis dan di rangkum oleh penulis untuk dijadikan hasil serta pembahasan. Artikel yang diperoleh dari studi literatur ini berkaitan dampak perang palestina dan israel terhadap ekonomi global di berbagai negara. Konflik Palestina-Israel telah menciptakan dampak signifikan pada perekonomian global melalui lima aspek utama: kenaikan harga minyak dunia yang memicu inflasi global, gangguan pada jalur perdagangan internasional yang menghambat arus barang, ketidakpastian di sektor keuangan yang mendorong pergeseran investasi ke aset lebih aman, instabilitas geopolitik yang mempengaruhi kawasan, serta gerakan pemboikotan produk Israel yang berdampak pada perdagangan internasional. Penyelesaian konflik ini menjadi krusial tidak hanya untuk stabilitas kawasan tetapi juga untuk memulihkan kesehatan ekonomi global.
Kata kunci: Ekonomi 1, Konflik 2, Dampak 3, Global 4.

METODE

Untuk memperoleh hasil artikel yang maksimal tentang dampak ekonomi global Palestina dan Israel , Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan analisis deskriptif untuk menjelaskan bagaimana konflik tersebut mempengaruhi ekomoni global. Kemudian pengumpulan data yang digunakan melalui studi literatur yang merupakan hasil literatur melalui berbagai artikel. Sumber-sumber artikel ini diperoleh di berbagai lokasi terutama dari sumber digital melalui internet yang kemudian dianalisis dan di rangkum oleh penulis untuk dijadikan hasil serta pembahasan.

Data dianalisis menggunakan metode kualitatif di mana masalah dijelaskan dan dikaji berdasarkan fakta yang tersedia, alhasil memperoleh data artikel yang diperoleh dari studi literatur yang berkaitan dengan Dampak Perang Palestina dan Israel Terhadap Ekonomi Global yang sudah dikumpulkan dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.

HASIL

Berdasarkan analisis studi literatur yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat dampak pada perekonomian global akibat terjadinya konflikIsrael dan Palestina di beberapa negara. Dampak tersebut sesuai hasil temuan terdapat 6 dapat yang dijabarkan kedalam point-point berikut:

Harga Minyak Dunia

Konflik Israel dan Palestina memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, melalui kenaikan harga minyak dunia. Untuk di negara Timur Tengah sendiri minyak memang salah satu produk terbesar yang dihasilkan oleh negara-negara yang berada di Timur Tengah. Ketegangan yang sering terjadi di wilayah tersebut sering menyebabkan harga minyak menjadi naik akibat memperebutkan kepentingan dunia pada minyak. Ini dapat menggangu stabilitas ekonomi global karena minyak merupakan produk yang utama dalam berbagai sektor ekonomi.

Kenaikan harga minyak dunia  disebabkan oleh situasi yang ada di negara-negara produsen (Hasbiullah, 2007; Kamasa, 2014).  Berdasarkan penelitian “ Natural Resources of Palestine” yang dipublikasikan ahli geologi A. Bonne pada tahun 1938, Palestina memiliki potensi sumber daya alam , seperti mineral,kapur,basal,tembaga,mangan, aspal dan minyak bumi (Gomez-Baggethun et al., 2010; Heryawan et al., 2016; Schreurs et al., 2021).

Pada tahun 1973 saat embargo OPEC dan tahun 1979 setelah revolusi Irak. Dampak tersebut terlihat dari reaksi negara-negara arab yang merupakan produsen minyak mengambil aksi solidaritas kepada pihak Palestina, seperti negara Irak yang menghentikan ekspor minyak selama 1 bulan sebagai bentuk protes, dan ekspor sebanyak 1,7 juta barel berhenti yang mengakibatkan Iran dan Libya yang merupakan produsen minyak mengikuti langkah yang sama yang diambil Irak yang dapat menyebabkan berkurangnya pasokan minyak dunia hingga 3,5-4 juta barel per hari. Terdapat juga negara yang menolak gabung dalam embargo yang dapat mengakibatkan seimbangnya kekurangan pasokan, contohnya negara Arab Saudi dan Kuwait dengan kapasitas produksi mencapai hamper 4 juta barel per hari. Keterbatasan negara-negara non OPEC seperti Rusia, Meksiko dan Bolivia yang sulit meningkatkan produksi minyak dalam jangka pendek yang mengakibatkan harga minyak mentah dunia melonjak dari $26 per barel, antara bulan Desember 2001 sampai April 2002 naik 50%  $ 18 menjadi $27 per barel.

Kenaikan harga minyak tersebut menciptakan dampak yang beragam, menguntungkan bagi negara eksportir minyak yang mendapatkan untung, namun untuk negara importir mendapatkan tekanan inflasi akibat meningkatnya biaya produksi yang besar yang dapat merugikan negara tersebut (Listiyanto E, 2008)

Tergangunya Jalur Perdagangan

Dampak Palestina dan Israel terhadap jalur perdagangan global mempengaruhi kawasan Timur Tengah yang mengakibatkan tergangunya jalur perdagangan Internasional seperti jalur Terusan Suez, yang merupakan jalur perdagangan utama perdagangan global. Sebagai jalur yang menghubungkan Asia dan Eropa, apabila konflik ini terus berlangsung dapat memicu penutupan atau penundan pengiriman barang, alhasil biaya logistic yang diperlukan melonjak dan menciptakan kenaikan harga barang di pasar internasional yang dapat mempengaruhi harga barang di setiap negara naik (Gulo, 2024).

Berikut ini merupakan dampak yang ditimbulkan di setiap negara (1) Dampak jalur perdagangan di Terusan Suez, Terusan Suez merupakan jalur perdagangan yang menghubungkan Asia dan Eropa. Akibat konflik Palestina dan Israel, menyebabkan penutupan dan penundaan barang. Contohnya, serangan terhadap kargo di laut merah yang mengakibatkan beberapa pelayaran transit yang tertunda dan kapal diharuskan mengambil rute yang panjang yang mengakibatkan waktu pengiriman yang lebih lama dan rute yang lebih panjang alhasil biaya yang diperlukan juga meningkat.

(2) Kenaikan Biaya Logistik, lonjakan biaya logistik yang sangat banyak mengakibatkan perusahaan-perusahaan dagang harus mengambil rute lain yang lebih panjang dan memakan waktu yang sangat lama. Seperti contohnya adalah Indonesia yang bergantung pada impor minyak dari negara Timur Tengah.

(3) Negara-negara yang terdampak (a) Indonesia, kenaikan harga minyak yang mempengaruhi daya beli konsumen dan nilai tukar rupiah dan stabilitas ekonomi di negara Indonesia. (b) negara-negara Timur Tengah, Mesir dan Yordania, yang memiliki hubungan dagang dengan Israel dan Palestina yang menghadapi masalah terkait dangguan dagang yaitu ketidakpastian pasokan dan kenaikan harga komoditas seperti minyak dan gas. Terlebih lagi Yordania yang menjadi tempat pengungsi akibat konflik, alhasil hubungan dagang dan 

ketidakpastian pasokan dapat mempengaruhi ekonomi yang ada pada negara tersebut. (c) Negara Eropa, negara Eropa yang mengimpor energy minyak bumi, gas dapat menyebabkan inflasi dan peningkatan biaya produksi barang-barang yang dimpor. (d) Turki ,mentri perdagangan Turki mengemukakan bahwa semua ekspor dan impor yang berhubungan dengan negara Israel dihentikan, yang menciptakan dampak besar dikarenakan nilai perdagangan antara kedua negara tersebut mencapai 111,7 Triliun pada tahun 2023 (Tempo, 2024). (e) Pasokan barang yang berkurang, rute perdagangan akibat konflik dapat menciptakan keterlambatan dalam pengiriman barang secara global yang menghambat distribusi antar negara. Alhasil perusahaan harus menyusun strategi untuk menangani masalah tersebut dengan menaikkan harga barang yang semula murah menjadi mahal.

Sektor Keuangan

Konfik Palestina dan Israel dapat mempengaruhi pasar perekonomian global seperti Investor yang cenderung mencari asset yang lebih aman yang dapat mempengaruhi nilai saham dan obligasi (Sari & Rinofah, 2019). (1) investor cenderung menjual saham dan asset, dan berpindah berinvestasi emas dan obligasi pemerintah yang mengakibatkan menurunnya nilai saham terutama perusahaan yang mendukung salah satu pihak dalam konflik tersebut. Dengan adanya investor yang menjual saham dan asset, dari konflik tersebut apabila konflik terus berlanjut dapat membuat investor tidak mau menanamkan modalnya pada kawasan yang terdampak, yang dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang lambat dan mengurangi peluang investasi (Borodin et al., 2021; Hillman & Potrafke, 2018; Trusova et al., 2021)

Obligasi

Ketika investor beralih asset, permintaan untuk obligasi pemerintah seperti di negara maju seperti Amerika Serikat meningkat yang dapat menyebabkan penurunan imbal hasil obligasi.

Ketidakpastian Geopolitik

Konflik Palestina dan Israel menciptakan ketidakpastian geopolitik yang berdampak negative seperti proses negosiasi perdamaian yang berlangsung beberapa dekadi terhenti dan terhambat dikarenakan perbatasan, status pengungsi, dan Yerusalem, sehingga mengakibatkan instabilitas di daerah Timur Tengah. Konflik tersebut juga mengakibatkan ketegangan antara negara-negara Timur Tengah dengan Palestina dan Israel yang dapat memicu keamanan global yang mengakibatkan Amerika Serikat, Rusia dan Uni Eropa ikut campur dalam konflik tersebut. Ini dapat menyebabkan negara-negara tersebut ikut campur membela salah satu negara yang terdampak konflik yang mengakibatkan perang antara satu dengan yang lainnya. Ketidakpastian geopolitik juga dapat mengakibatkan perubahan dukungan dan aliansi yang berpotensi mengubah kekuasaan di kawasan tersebut.

Pemboikotan Produk

Pemboikotan produk Israel sudah meluas termasuk di negara Indonesia, di berbagai negara pemboikotan produk tersebut sudah dilakukan sebagai bentuk protes dan solidaritas terhadap tindakan militer yang dilakukan oleh tentara Zionis Israel di Palestina, yang berdampak pada ekonomi global. Berdasarkan survei terbaru oleh Trust Barometer, yang mencakup 15.000 responden di 15 negara, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Indonesia. Hasil survei ini menunjukkan bahwa 71% responden di Arab Saudi, 57% di Uni Emirat Arab, dan satu dari dua warga Indonesia menyatakan melakukan pemboikotan terhadap produk-produk terafiliasi Israel. Survei ini mengungkapkan bahwa warga dari negara-negara Teluk dan negara dengan mayoritas penduduk Muslim mendominasi gerakan boikot ini, menciptakan dampak signifikan pada perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel di pasar global (Republika, 2024). Negara- negara seperti Jerman, India,Mesir,Yordania, Kuwait dan Maroko juga termasuk negara yang memboikot produk-produk Israel yang mengakibatkan kedai cepat saji mengalami penurunan pelanggan. Dari dampak pemboikotan tersebut perusahaan besar berpotensi terafiliasi dengan Israel sehingga mengakibatkan dampak ekonomi yang lebih luas (Jaelani A, 2024)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui kajian literatur, Konflik antara Israel dan Palestina memiliki dampak yang sangat luas terhadap perekonomian global yang mempengaruhi berbagai aspek mullai dari harga minyak dunia, jalur perdagangan global, sektor keuangan, ketidakpastian geopolitik, dan pemboikotan produk di berbagai negara. Dalam pembahasan ini akan dibahas secara rinci dampak ekonomi yang diakibatkan oleh konflik Palestina dan Israel serta impikasinya bagi negara-negara di seluruh dunia.

Untuk yang pertama yang paling menonjol adalah (1) Harga minyak dunia. Di wilayah timur tengah merupakan produsen terbesar minyak di dunia yang menyebabkan harga minyak melambung tinggi. Menurut Hasbiullah (2007) dan Kamasa (2014), ketidakstabilan di berbagai negara produsen minyak berujung pada reaksi pasar yang tanggap dengan harga minyak mentah yang mengalami fluktuasi yang signifikan. Contohnya adalah embargo Opec pada tahun1973 dan setelah revolusi Irak yang terjadi pada tahun 1979, yang mengakibatkan negara-negara Arab menghentikan ekspor minyak sebagai bentuk protes dan bentuk solidaritas kepada Palestina. Dari tindakan tersebut terjadi penurunan 3,5-4 juta barel minyak per hari yang berdampak pada perekonomian global. Dengan kenaikan harga minyak, di berbagai negara merasa dirugikan yang dapat menimbulkan inflasi bagi negara-negara pengimpor.

Listiyanto (2008) mengungkapkan bahwa kenaikan biaya produksi dan harga minyak merugian negara importir seperti indonesia yang sangat bergantung pada produsen minyak yang ada di Timur Tengah, hal tersebut mengakibatkan stabilitas ekonomi di berbagai negara tidak stabil yang mempengaruhi pasar internasional.

Kedua, konflik ini juga berdampak pada jalur perdagangan internasional, terutama melalui Terusan Suez, yang merupakan jalur vital untuk perdagangan antara Asia dan Eropa. Gulo (2024) menjelaskan bahwa ketegangan di kawasan ini dapat menyebabkan penutupan atau penundaan pengiriman barang. Misalnya, serangan terhadap kargo di Laut Merah mengakibatkan beberapa pelayaran transit tertunda dan memaksa kapal untuk mengambil rute lebih panjang, sehingga meningkatkan waktu pengiriman dan biaya logistik. Dampak dari gangguan ini sangat terasa di berbagai negara. Di Indonesia, lonjakan biaya logistik akibat keterlambatan pengiriman dapat mempengaruhi daya beli konsumen dan nilai tukar rupiah. Negara-negara Timur Tengah seperti Mesir dan Yordania juga merasakan dampak negatif dari ketidakpastian pasokan dan kenaikan harga komoditas seperti minyak dan gas. Negara-negara Eropa yang mengimpor energi dari kawasan ini menghadapi risiko inflasi dan peningkatan biaya produksi barang-barang impor.

Ketiga, dari perspektif sektor keuangan, konflik ini menciptakan ketidakpastian yang signifikan bagi investor global. Sari & Rinofah (2019) mencatat bahwa dalam situasi ketidakpastian geopolitik, investor cenderung mencari aset yang lebih aman seperti emas dan obligasi pemerintah. Hal ini sering kali mengakibatkan penurunan nilai saham perusahaan-perusahaan yang dianggap terlibat atau mendukung salah satu pihak dalam konflik tersebut. Ketika investor beralih ke obligasi pemerintah dari negara maju seperti Amerika Serikat, permintaan untuk obligasi tersebut meningkat, sehingga menurunkan imbal hasilnya. Ketidakpastian yang berkepanjangan dapat membuat investor enggan menanamkan modal di kawasan yang terdampak konflik, berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi peluang investasi di masa depan (Borodin et al., 2021; Hillman & Potrafke, 2018; Trusova et al., 2021).

Keempat, konflik Palestina-Israel menciptakan ketidakpastian geopolitik yang berdampak negatif pada stabilitas regional dan global. Proses negosiasi perdamaian yang tidak kunjung membuahkan hasil selama beberapa dekade membuat situasi semakin rumit. Ketegangan antara negara-negara Timur Tengah dengan Palestina dan Israel dapat memicu intervensi dari kekuatan besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Uni Eropa. Intervensi ini berpotensi memperburuk situasi dengan menciptakan aliansi baru atau memperkuat dukungan terhadap salah satu pihak dalam konflik. Perubahan dukungan politik dan aliansi dapat mengubah keseimbangan kekuasaan di kawasan tersebut, menciptakan risiko baru bagi stabilitas politik dan ekonomi di Timur Tengah.

Terakhir, sebagai respons terhadap tindakan militer Israel di Palestina, pemboikotan produk Israel telah meluas di berbagai negara sebagai bentuk protes dan solidaritas. Survei terbaru oleh Trust Barometer menunjukkan bahwa 71% responden di Arab Saudi dan 57% di Uni Emirat Arab menyatakan melakukan pemboikotan terhadap produk-produk terafiliasi Israel. Di Indonesia, satu dari dua warga juga terlibat dalam aksi boikot ini (Republika, 2024). Negara-negara lain seperti Jerman, India, Mesir, Yordania, Kuwait, dan Maroko juga turut serta dalam gerakan boikot ini. Dampak pemboikotan tersebut tidak hanya mengubah pola konsumsi masyarakat tetapi juga berpotensi menekan pendapatan perusahaan-perusahaan besar yang terafiliasi dengan Israel di pasar global (Jaelani A., 2024). Kedai cepat saji di beberapa negara melaporkan penurunan pelanggan akibat aksi boikot ini.

Dengan demikian, konflik Palestina-Israel tidak hanya mempengaruhi kawasan tersebut tetapi juga memiliki implikasi luas bagi perekonomian global secara keseluruhan. Penyelesaian konflik ini menjadi sangat penting tidak hanya untuk stabilitas kawasan tetapi juga untuk kesehatan ekonomi global secara keseluruhan; oleh karena itu diperlukan kerjasama internasional untuk menemukan solusi damai guna mencegah dampak lebih lanjut dari konflik berkepanjangan ini pada perekonomian dunia.

SIMPULAN

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa konflik Palestina-Israel memiliki dampak yang sangat luas terhadap perekonomian global melalui berbagai saluran. Kenaikan harga minyak dunia mempengaruhi inflasi dan biaya produksi; terganggunya jalur perdagangan internasional menciptakan keterlambatan pengiriman barang; sektor keuangan mengalami ketidakpastian yang membuat investor berpindah ke aset lebih aman; ketidakpastian geopolitik berdampak pada stabilitas regional; serta pemboikotan produk Israel menjadi bentuk protes masyarakat internasional terhadap tindakan militer tersebut.

Oleh karena itu, penyelesaian konflik ini menjadi sangat penting tidak hanya untuk stabilitas kawasan tetapi juga untuk kesehatan ekonomi global secara keseluruhan. Negara-negara harus bekerja sama untuk menemukan solusi damai guna mencegah dampak lebih lanjut dari konflik berkepanjangan ini pada perekonomian dunia.

DAFTAR RUJUKAN

Alnasrawi, A. (1994). The Economy of Iraq: Oil, Wars, Destruction of Development and Prospects, 1950-2010. Greenwood Publishing Group.

Aqila, S., & Pardistya, I. Y. (2024). Dampak Konflik Israel-Palestina Terhadap Harga Saham Perusahaan-perusahaan dari Negara Pendukung Israel.

Borodin, A., Tvaronavic iene , M., Vygodchikova, I., Panaedova, G., & Kulikov, A. (2021). Optimization of the structure of the investment portfolio of high-tech companies based on the minimax criterion. Energies, 14(15). https://doi.org/10.3390/en14154647

Detik.com. (2024, Juni 15). Survei ungkap aksi boikot konsumen RI mampu gerus produk terafiliasi Israel. https://news.detik.com/berita/d-7420451/survei-ungkap-aksi-boikot-konsumen-ri-mampu-gerus-produk-terafiliasi-israel

Fajar.co.id. (2024, Juli 3). Hasil dua survei: Boikot berhasil gerus produk terafiliasi Israel di Indonesia. https://fajar.co.id/2024/07/03/hasil-dua-survei-boikot-berhasil-gerus-produk-terafiliasi-israel-di-indonesia/3/

Fitriana, C. (2024). Motif Bantuan Amerika Serikat dalam Membantu Korban Konflik di Palestina di Tengah Dukungannya terhadap Israel. Unsri

Gomez-Baggethun, E., Mingorrí a, S., Reyes-Garcí a, V., Calvet, L., & Montes, C. (2010). 18Traditional ecological knowledge trends in the transition to a market economy: Empirical study in the Don ana natural areas. Conservation Biology, 24(3), 721–729. https://doi.org/10.1111/j.1523-1739.2009.01401.x

Gulo, B. J. S., Sriyanto, M. R., & Rokhim, A. N. (2024). Analisis Wanpretasi Indonesia terhadap Perdagangan Internasional yang disebabkan oleh Peperangan Negara Palestina dan Israel. Jurnal Kewarganegaraan, 8(1), 734-749.

Hasbiullah. (2007). Krisis Ekonomi Global Dan Kegagalan Kapitalisme. Balance: Jurnal Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, 123–128

Inilah.com. (2024, Mei 2). Indonesia masuk tiga besar survei global boikot produk terafiliasi Israel. https://www.inilah.com/indonesia-masuk-tiga-besar-survei-global-boikot-produk-terafiliasi-israel

Jaelani, A., & Nursyifa, Y. (2024). Perilaku Konsumen Terhadap Boikot Produk Israel. Karimah Tauhid, 3(2), 2312-2327.

J-Innovative. (2024). Dampak Konflik Israel-Palestina Terhadap Harga Saham. https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/14777/9944/24942

Jurnal HAMFARA (2024). Pengaruh Konflik Palestina-Israel terhadap Perekonomian Dunia.

Jurnal Kewarganegaraan (2024). Analisis Dampak Konflik Terhadap Stabilitas Ekonomi Global.

Kamasa, M. (2014). Geopolitical tensions and oil price volatility: An analysis of the Middle East conflicts  Global Economic Review, 43(4), 401-418.

Khan, F. (2011). Islamiceconomics. In Handbook of Spirituality and Business. https://doi.org/10.1057/9780230321458

Kumparan. (2024). Perang Palestina dan Israel berdampak pertumbuhan ekonomi. https://kumparan.com/alifais670/perang-palestina-dan-israel-berdampak-pertumbuhan-ekonomi-21Pmku8P1ae

Listiyanto, E. Kenaik Kenaikan Harga Minyak Dunia: an Harga Minyak Dunia: Penyebab dan Dampaknya enyebab dan Dampaknya Terhadap Subsidi Energi di Indonesia erhadap Subsidi Energi di Indonesia. BISNIS & EKONOMI POLITIK, 9.

Mekari.com. (2024). Ancaman & Dampak Konflik Israel-Palestina Terhadap Ekonomi. https://mekari.com/blog/pengaruh-perang-terhadap-ekonomi/

MINA News Agency. (2024, Juni 15). Lebih dari sepertiga konsumen boikot produk terafiliasi Israel. https://minanews.net/survei-lebih-dari-sepertiga-konsumen-boikot-produk-terafiliasi-israel/

Mirakhor, A., & Askari, H. (2010). Islam and the path to human and economic development. In Islam and the Path to Human and Economic Development. https://doi.org/10.1057/9780230110014

Republika. (2024, Mei 2). Satu dari tiga orang boikot produk terafiliasi Israel, Indonesia tiga besar survei global. https://news.republika.co.id/berita/sf7d07409/satu-dari-tiga-orang-boikot-produk-terafiliasi-israel-indonesia-tiga-besar-survei-global

Sari, P. P., & Rinofah, R. (2019). Pengaruh Financial Technology Terhadap Kepuasan Keuangan Dengan Capaian Keuangan Sebagai Variabel Mediasi (Studi Kasus Pada Pedagang Di Pasar Beringharjo Yogyakarta). Jurnal Kajian Bisnis, 27(2), 134–146. https://books.google.co.id/books?id=X8xwDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false

Suara.com. (2024, Juni 18). Survei global: Sepertiga konsumen boikot produk yang dukung Israel. https://www.suara.com/lifestyle/2024/06/18/152909/survei-global-sepertiga-konsumen-boikot-produk-yang-dukung-israel

Tempo. (2024, Mei 2). Kian panas, Turki putuskan hubungan dagang dengan Israel. Tempo. https://www.tempo.co/internasional/kian-panas-turki-putuskan-hubungan-dagang-dengan-israel--62573

Trisnawati, R. (2024). BOIKOT DAN AKTIVISME: PERILAKU KONSUMEN DALAM ISU ISRAEL–PALESTINA. JEBESH: JOURNAL OF ECONOMICS BUSINESS ETHIC AND SCIENCE HISTORIES, 2(3), 20-25

Trusova, E., & Gorbunov, I. (2021). The influence of geopolitical risks on financial markets: Evidence from emerging economies. Emerging Markets Finance and Trade, 57(6), 1663-1680.

World Bank Group. (2020). The economic impact of the Israeli-Palestinian conflict: An analysis. Washington, DC: World Bank Publications

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun