Mohon tunggu...
Adnan Abdullah
Adnan Abdullah Mohon Tunggu... Penulis - Seorang pembaca dan penulis aktif

Membaca, memikir dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Vous Habitez a Paris?

8 Maret 2016   16:20 Diperbarui: 8 Maret 2016   23:20 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Francois terus memaksa, “Allez!” 

“S’il vous plait, merci.” 

Aku lalu menutup telepon. Aku tidak mungkin mengajak Sophie bergabung dengan mereka. Soalnya dua hari yang lalu, diam-diam aku dan Sophie sudah menyaksikan film itu lebih dahulu. Aku juga tidak mungkin memberitahu mereka kalau aku juga ada janji dengan Sophie malam ini, Pierre pasti akan mencurigai aku ada apa-apa dengan Sophie. 

Pierre adalah sahabat karibnya Cahyo, kekasih Sophie yang lagi pulang ke Jakarta. Meski setahuku, Cahyo tidak pernah cemburu padaku karena dia tahu aku dan Sophie hanya berteman biasa, tidak lebih. 

Sophie adalah guru bahasa Prancisku di Jakarta dulu dan Sophie pula yang membantuku melanjutkan pendidikan ke Paris. Sophie sangat respek padaku karena dia menilai aku adalah muridnya yang paling antusias dan paling cepat mencerna pelajaran yang diberikannya waktu itu. Kami bahkan sering jalan bertiga, jadi Cahyo tidak pernah khawatir kalau Sophie jalan denganku, begitu kata Sophie. Lagi pula Sophie selalu memberitahu Cahyo setiap jalan denganku. Termasuk malam ini. 

***** 

Malam itu aku menjemput Sophie di apartemennya di Rue George Pitard. Sudah setahun lebih, Sophie dan Cahyo tinggal bersama di apartemen itu. Sebenarnya Cahyo adalah pria yang sangat bertanggung jawab, namun Sophie selalu menolak setiap diajak menikah oleh Cahyo. Sophie selalu beralasan belum siap. Baginya pernikahan tidak lebih dari formalitas diatas selembar kertas yang akan membelenggu hak-hak pribadinya. Hmm… Budaya barat dan timur memang berbeda. 

“Hai!” sambutnya ramah. 

Tidak seperti biasanya, malam ini dia mengenakan gaun terusan berwarna hitam. Dia kelihatan lebih cantik dan anggun malam ini, tidak tomboy seperti biasanya. Baru kali ini aku melihat dia memakai lipstik. Aku menghirup aroma perfumenya. 

“Kita berangkat sekarang, mademoiselle?” tanyaku. 

“Oui, monsieur!” angguknya cepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun