Mohon tunggu...
Adinta Shafa Salsabila
Adinta Shafa Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester 5 jurusan Hukum Ekonomi Syariah

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosiologi Hukum, Efektivitas Hukum, Hingga Pemikiran Emile Durkheim (Tugas UTS)

6 November 2023   11:41 Diperbarui: 6 November 2023   11:44 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5.Kebudayaan

Kebudayaan disini dapat terlihat dari kebiasaan masyarakat dalam mencari jalan pintas. Mereka berpikir bahwa dengan mencari jalan pintas maka akan cepaat sampai tujuan. Tak jarang muncul pemikiran bahwa rambu lalu lintas justru menghambat perjalanan mereka, yang akhirnya kebiasaan itu menjadi pembenaran diri.

Pemikiran Emile Durkheim, Aliran Pemikiran Positivisme

Dalam khazanah sosiologi, Durkheim dikenal dengan teorinya mengenai fakta sosial. Fakta sosial merupakan sesuatu yang berada di luar individu, bersifat makro, dan memberi penekanan pada aspek tatanan masyarakat secara luas. Menyoal tentang hukum, Durkheim menganggap bahwa hukum adalah kaidah yang bersanksi, dimana sanksi ini tergantung pada sifat pelanggaran, anggapan, dan keyakinan masyarakat.

Sebenarnya, problema utama Durkheim adalah kajian mengenai perubahan atau proses sosial, dimana intinya adalah lahirnya individualisme dalam perubahan dan proses tersebut. Durkheim berupaya mencari dan menemukan satu ilmu pengetahuan yang mampu mengemukakan regulasi kolektif tanpa mengorbankan pilihan-pilihan individu.

Menurut Durkheim, perubahan-perubahan yang timbul dan struktur masyarakat akan mengakibatkan perubahan-perubahan dalam adat kebiasaan masyarakat. Kaidah moral dibentuk, diubah, dan dipertahankan sesuai dengan tuntutan-tuntutan perubahan yang terjadi. Durkheim sangat menekankan pertalian intrinsik antara fakta material dari apa yang disebutnya morfologi sosial dengan solidaritas sosial, yakni aturan-aturan moral masyarakat. Hal ini tentu berbeda dengan para moralis yang menentukan terlebih dahulu sebuah rumusan umum mengenai moralitas, baru kemudian menguji nilai moral suatu realitas. Pada bulir inilah Durkheim membedakan dirinya dari para idealis.

Review Buku

Tony Rudyansjah, seorang dosen dan kepala departemen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia menuliskan buku yang membahas mengenai pemikiran Emile Durkheim. Buku yang berjudul "mile Durkheim : Pemikiran Utama dan Percabangannya ke Radcliffe-Brown, Fortes, Lvi-Strauss, Turner, dan Holbraad" ini membahas mengenai hasil pemikiran, teori, pengaruh, dan kontroversi dari Emile Durkheim. Terbit tahun 2015 oleh penerbit buku kompas, buku setebal 190 halaman ini berhasil menyampaikan seluk beluk Emile Durkheim secara rapi.

Secara garis besar, buku ini membahas mengenai pemikiran-pemikiran Emile Durkheim, seperti teori fakta sosial, solidaritas mekanik, solidaritas organik, teori mengenai religi/agama, dan lain sebagainya. Inti dari semua teori tersebut adalah hubungan antara "perubahan" dan "proses". Fokus utama Durkheim adalah mengkaji isu perubahan masyarakat dari yang tradisional dan masih sederhana menuju yang modern dan sudah terindustrialisasi.

Dalam buku ini terdapat empat bab yang masing-masing membahas topik berbeda. Dalam bab pertama, penulis memperkenalkan pembaca mengenai dasar pijakan pemikiran Durkheim, cabang pemikiran hingga kontroversi terkait pemikirannya.

Pada bab kedua dan ketiga, penulis mulai memaparkan teori-teori pemikiran Durkheim yang terdapat dalam karya-karyanya seperti The Elementary Forms of the Religious Life, The Rules of Sociological Methods, The Division of Labor in Society, Suicide, dan beberapa artikel yang pernah ditulisnya serta karya-karya penulis lain. Bab ini juga berisi kritik Durkheim terhadap pandangan para moralis seperti John Locke dan David Hume. Inti dari bab kedua dan ketiga ini sebenarnya adalah uraian pemikiran Durkheim yang berupaya menjelaskan masyarakat industri di Eropa dengan mengembangkan positivisme yang memodifikasi berbagai aliran positivisme seperti Comte, idealisme, materialisme historis, sosialisme, utilitarianisme, dan psikologisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun