Mohon tunggu...
Dindaadlmnt
Dindaadlmnt Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Sumatera Utara

Tidak pernah terpikir bisa berada di bidang ini, tapi yang pasti aku sangat menyukai dan menikmati setiap goresan kata yang dibalut rapi dengan beragam diksi tentunya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melangkah di Bawah Ridho Orang Tua

5 Februari 2024   22:50 Diperbarui: 9 Februari 2024   10:48 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku berhasil lulus ke universitas impianku, Bu. Aku seneng banget.” Senyum Dwi terlihat begitu merekah.

“Kamu hebat, Nak.” Sang ibu tersenyum. “Terima kasih, Ibu,” Kata Dwi yang langsung memeluk Ibunya.

Ibunya pun membalas pelukan Dwi, senyuman yang sempat timbul di wajah ibu Dwi tadi terlihat sirna sekarang. “Tapi, sepertinya kamu harus melupakan impianmu itu, Nak.”

Mendengar itu, ia merasakan seperti ada yang memukul dadanya. Begitu sesak. “Kenapa, Bu?” tanyanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

“Nak, tanpa kuliah kamu juga bisa sukses kok,” kata Ibu. “Tapi Bu, ini aku uda lolos loh,” sahutku yang sudah menangis.

Ibu menghapus air mata Dwi sembari berkata,“Ibu yakin, kamu pasti bisa sukses tanpa kuliah. Jalan sukses bukan dijemput lewat kuliah aja kok.”

“Ibu kenapa sih, kenapa ga dukung keinginanku? Ibu gamau lihat aku sukses? Kenapa Ibu gak bolehin aku ngejar cita-citaku?” 

“Ibu bakal dukung kamu kalau Ibu dan Ayah punya uang banyak, Nak.  Kuliah itu biayanya banyak, Ibu dan Ayah gak mampu. Kamu tahu kerja Ayah hanya seorang kuli bangunan yang tidak setiap hari bekerja, sementara Ibu hanya tukang jahit. Ibu tahu kalo rezeki sudah d atur allah, tapi setiap rezeki juga banyak tantangannya kan? Ibu takut di tengh jalan nanti permasalahannya. Umur Ibu dan Ayah juga bukan lagi muda. Kamu paham maksud Ibu kan?” jelas ibu Dwi panjang lebar dengan ekspresi sedihnya.

“Nak, orang tua mana yang gak pengen anaknya sukses. Ibu yakin kamu bakal sukses nak. Doa Ibu pasti bakal dikabulkan sama Allah,” sambung ibunya lagi

Dwi menyadarkan diri dari ingatan itu. Semakin diingat, semakin terasa menyakitkan untuknya. Ia memang sedih ketika impiannya harus terkubur. Tetapi sekarang, ia lebih bisa menerima dan sudah memutuskan akan mengikuti alur yang diberikan sama Allah. Karena mungkin itulah yang terbaik

Kini, Dwi telah berada di rumah. Ia langsung disambut dengan berdirinya sang ibu di depan pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun