Dalam novel "Ayah" karya Andrea Hirata dapat ditemukan beberapa kutipan yang menyatakan unsur instrinsik.Â
Tema
Tema yang terkandung dalam novel "Ayah" karya Andrea Hirata ialah tema pecintaan. Percintaan yang dimaksud ialah percintaan antara saat anak-anak dan percintaan seorang ayah kepada anaknya. Di dalam novel "Ayah" dikisahkan mengenai tokoh yang bernama Sabari, jatuh cinta pandangan pertama pada seorang gadis bernama Marlena. Jatuh cinta Sabari diawali saat Marlena memberikannya sebuah pensil sebagai imbalan atas jawaban Sabari yang direbut oleh Marlena. Walaupun gadis itu tak pernah memedulikannya, Sabari tak pernah menyerah. Apapun yang disukai Marlena akan disukai balik oleh Sabari. Sebuah cerita cinta yang luar biasa oleh seorang laki-laki bernama Sabari. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan kalimat  (4) berikut:
"Jika Lena berada di kantin, Sabari pasti berada dekat rumpun-rumpun beluntas di muka perpustakaan. Berpura-pura melihat-lihat sarang burung prenjak, padahal matanya mencuri pandang. Jika Lena ada di tempat parker sepeda, Sabari gelisah menunggunya melewati gerbang. Kalua Lena main pingpong, Sabari rajin sekali menyapu ruang olahraga, meski bukan giliran piketnya. Kalua Lena main kasti, takt ahu siapa yang menyuruhnya, Sabari sigap sekali Latihan baris-berbaris di lapangan sekolah sendirian (Hirata, 2015:36)."
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Sabari mencari perhatian pada Marlena, diamana pun Marlena berapa pasti disitu ada Sabari yang mengawasinya. Semua itu dilakukan agar Sabari mendapat perhatian dari Marlena.
Sedangkan kalimat yang menunjukkan cinta dan kasih sayang seorang ayah kepada anaknya dapat dilihat dari ketika tokoh Sabari menjadi seorang ayah, dia begitu sangat senang, begitu menyayangi anaknya walaupun bukan anak kandung. Sabari merasa beruntung bisa memiliki anak seperti Amiru/Zorro. Kehadiran Amiru membuat Sabari begitu bahagia. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan kalimat (5) berikut.
"Sabari adalah ayah sekaligus ibu bagi Zorro, full time. Dia menyuapi Zorro dan meminuminya susu. Dia terjaga sepanjang malam jika anak itu sakit. Dia telah mengalami saat-saat panik waktu si kecil demam. Dia membawanya ke puskesmas seperti layaknya dilakukan seorang ibu. Dia tahu perkara gizi balita, vaksin, dan obat anak-anak. Bahkan, dia sering memberi tahu ibu-ibu lainnya soal itu. Pesan Sabari, bayi jangan terlalu sering diminumi air tajin, kalau terlalu sering, nanti jika besar tak bisa matematika macam Toharun, Ukun, dan Tamat (Hirata, 2015: 184)."
Pada kutipan di atas sangat jelas bahwa Sabari begitu menyayangi anaknya walaupun Amiru/Zorro bukan anak kandungnya. Dia rela mempelaari hal-hal yang berkaitan dengan anak-anak, mulai dari cara menjaga sampai perkara gizi yang jarang diketahui oleh para ayah. Dia sangat senang karena telah memiliki anak. Sabari rela melakukan apapun demi anaknya.
Dalam teori strukturalisme genetik Goldmann, unsur intrinsik tidak bisa lepas dalam suatu kajian, agar bisa melihat pandangan pengarang yang terefleksi dalam novel "Ayah". Andrea Hirata sebagai pengarang begitu mahir menceritakan tentang Sabari yang tergila-gila kepada Marlena dan ketika Sabari menjadi sosok ayah untuk Amiru/Zorro.
Alur
Alur yang ada di dalam novel "Ayah" karya Andrea Hirata ialah alur campuran. Alur adalah rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat. Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa peristiwa adalah unsur utama alur. Keterampilan pengarang dalam menggarap peristiwa menjadi jalinan cerita yang menarik ikut menentukan kualitas cerita yang ditampilkan pengarang