Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Pemanah Sembilan Matahari dan Dewi Bulan

18 September 2016   19:53 Diperbarui: 18 September 2016   20:21 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue Bulan Adalah Makanan Khas yang Disantap pada Festival Kue Bulan yang Jatuh pada Bulan September/ dokumentasi pribadi

Seperti Sungai Yang Tze, kristal-kristal air matanya menuruni pipi.

“Chang’e, adikku sayang, aku akan terus menyayangimu.

“Mohon minumlah air abadi ini demi keselamatanmu.

“Bawalah semua doaku bersamamu sebagai isyarat rindu.”

Kamu menatap lekat-lekat mata Chang’e yang sendu.

Ibarat benteng, kata-kata itu meneguhkan keyakinannya.

Chang’e kemudian mereguk habis air abadi itu.

Tubuhnya tiba-tiba memancarkan cahaya serupa aurora.

Kobaran api menjadi padam terhalau sinar terang.

Atap rumah terbelah dan Chang’e melayang di udara.

Para bandit diam terpana melihat peristiwa ajaib itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun