Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Alasan Mahasiswi Perguruan Tinggi Islam Pakai Jilbab Hanya di Kampus

14 Maret 2023   09:31 Diperbarui: 14 Maret 2023   11:04 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya juga orang, punya alasan yang isi kepala yang berbeda. Lagipula, urusan itu masuk ranah masing-masing. 

Kita sekadar kasih saran dan masukan saja. Khususnya untuk kampus dengan nama Islam. Barangkali tidak begitu jadi persoalan kalau di kampus umum.

Saya juga tak hendak membantah soal ini. Dalam artian, kemudian saya nilai anggapan itu salah dan mestinya pakai saja jilbab sembari membenahi akhlak. Biarlah itu ucapan para pemuka agama. 

Andaipun saya mengulangnya, itu sekadar masukan dari seorang yang pernah menjadi dosen kepada mahasiswinya.

Di kelas pun, pengalaman selama ini, ucapan itu tak pernah saya sampaikan. Saya sedari awal sudah yakin mereka kemana-mana juga pakai jilbab. Khusnuzan saja semoga jadi berkah.

Anggapan bahwa menjilbabkan hati lebih penting juga tak keliru. Itu sepanjang mereka memang berusaha untuk itu. Makin kuat pula kalau contoh yang disorongkan memang figur publik.

"Najwa Shihab yang anak ulama besar saja enggak jilbaban, kok, Bang, apalagi saya anak kiai juga bukan." Alamak.

Keempat, anggapan jilbab bukan ukuran akhlak

Beberapa teman dalam diskusi ringan juga bilang kalau berjilbab bukan ukuran orang itu baik atau tidak. Yang lebih nyinyir bilang, buat apa pakai jilbab tapi masih suka gibah. 

Buat apa pakai jilbab tapi pacaran. Buat apa pakai jilbab kalau ketat. Buat apa pakai jilbab kalau salat saja masih bolong-bolong.

Saya terdiam dan senyum saja. Sebagai jurnalis dan bukan ustaz, saya merekamnya sebagai sebuah fenomena di masyarakat. Bahwa itu ada, ya benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun