Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Alasan Mahasiswi Perguruan Tinggi Islam Pakai Jilbab Hanya di Kampus

14 Maret 2023   09:31 Diperbarui: 14 Maret 2023   11:04 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khamidah Eka Safitri. Sumber tangkapan layar Instagram

Rasanya juga tidak keliru amat jika mereka memersepsikan demikian. Apalagi kalau masuk kampus ini ada tambahan pelajaran bahkan tes di awal soal baca Alquran. 

Masak iya pula anak UIN tidak bisa baca Alquran. Apa kata dunia?

Di kenyataan, memang kebanyakan mahasiswi kampus Islam, tak hanya di UIN, bahkan juga di kampus umum, memakai jilbab hanya di kampus. Di luar atau di rumah atau kala main, tidak lagi pakai jilbab. 

Bahwa kemudian urusan jilbab ini urusan masing-masing, its ok. Tapi kalau kemudian mahasiswi kampus Islam hanya jilbaban di kampus, rasanya kurang afdal bagi sebagian orang.

Pekan lalu saya mengisi kelas ekskul jurnalistik. Salsabila, salah seorang mahasiswi peserta kelas, ingin menulis fenomena ini. Saya menyuruhnya menulis lengkap dan akan saya naikkan di web yang saya kelola. Namun, lantaran ini menarik, dan saya juga punya gagasan soal ini, perihal ini saya ketengahkan.

Setidaknya, ada beberapa alasan mengapa mahasiswi kampus Islam hanya jilbaban saat studi. Saat di luar, di rumah, main, dan kongko-kongko, tak pakai jilbab.

Kesatu, masuk kampus Islam alternatif terakhir

Awalnya memang tidak tertarik masuk kampus dengan embel-embel Islam. Namun, karena kebanyakan tidak lolos masuk perguruan tinggi negeri umum, kampus Islam semisal UIN, IAIN, dan STAIN jadi pilihan. Kebanyakan juga dari SMA tidak pakai jilbab.

Namun, setelah diterima dan mesti kuliah dalam pakaian muslimah, mau tak mau harus mau. Maka itu, ke kampus teman-teman mahasiswi pakai jilbab semua. Sebagian ada yang meneruskan di kehidupan keseharian, sebagian tidak.

Jadi, pilihan ke kampus ini memang bukan karena sejak awal sudah membidik. Meski demikian, ada saja yang memang sejak awal sudah punya niat kuliah di sini. Beberapa di antaranya lulusan pesantren.

Tapi dari survei kecil-kecilan, juga tak banyak yang asalnya dari pondok. Dari katakanlah 30-an siswa, yang alumni ponpes paling 3-4 orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun