Pustakawan juga bisa mengisi waktunya dengan aktif di media sosial. Kontennya tentu saja tak jauh-jauh dari literasi, buku, dan sebagainya. Instagram dan Tiktok bisa dipakai. Bisa mencuplik satu halaman sebuah novel untuk dibacakan.
Pengarang kenamaan Indonesia, Helvy Tiana Rosa, yang juga dosen, saban pertemuan kasih tugas ke mahasiswa. Setiap mahasiswa wajib menghafal satu larik narasi dari buku yang mereka baca.Â
Tidak panjang-panjang. Paling satu alinea atau bahkan dua kalimat. Cara ini mendekatkan mahasiswa pada sastra, pada literasi, pada kesukaan dan kebiasaan menbaca.
Ini juga bisa dilakukan di media sosial. Pustakawan bisa membacakan beberapa baris isi buku yang sedang tren. Ini untuk memancing minat warganet untuk suka membaca.
Semoga dengan usulan ini, ke depan tidak lagi dipandang sebelah mata lagi profesi pustakawan. Justru ini profesi yang strategis.Â
Kebayang kan, ada pustakawan keren? Saban hari menulis di media sosial, bikin konten TikTok dengan narasi sastra, dan setiap bulan bikin ajang penulisan. Belum lagi sering tampil untuk memberikan materi kepenulisan.
Kalau sudah begitu, mana bisa dipandang lagi sebelah mata. Memangnya bajak laut, hanya punya sebelah mata. Terima kasih sudah membaca dengan saksama dan dalam tempo yang lumayan lama. [Adian Saputra]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H