“Studi potong lintang adalah studi dengan  mempelajari subjek untuk jangka waktu yang telah ditentukan  (tidak berkelanjutan dalam jangka  panjang) dalam penelitian dengan menggunakan metode ini, informasi suatu segmen populasi dikumpulkan  langsung dari pengalaman dengan metode ini, tujuannya untuk mengetahui pendapat suatu segmen populasi. terkait  subjek studi lapangan.
Hasil  dan  pembahasan dari penelitian ini berupa penjabaran mengenai  faktor-faktor yang berhubungan terkait pengalaman bullying. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara sikap dan pengalaman bullying pada siswa SMK Negeri 2 Bogor. Banyak siswa yang mendukung pengalaman intimidasi, tetapi beberapa siswa  tidak mendukung pengalaman diintimidasi.Â
Menurut Djuwita (2011), anak-anak yang menjadi korban bullying mungkin akan merasakan pembalasan atas perlakuan yang mereka terima di masa lalu, jadi ketika anak tersebut memiliki celh untuk melakukan tindakan bullying , mereka dapat menjadi pelakunya. Pengaruh tradisi (dengan kedua kelompok/korban) dan pengalaman bullying di kalangan siswa. Sebagian besar siswa percaya bahwa tradisi telah memengaruhi pengalaman mereka diintimidasi (keduanya).
Dengan melihat masih banyaknya kasus pembullyan dan masih banyak bentuk dekadensi moral lainnya yang terjadi dilingkungan masyarakat kini, oleh karena itu diperlukan strategi penerapan pendidikan moral kepada masing - masing individu sejak usia dini  perlu segera diterapkan. Hal ini menjadi sangat urgent karena hal ini menyangkut hal kemanusiaan. Bentuk dekadensi moral dengan berbagai bentukÂ
telah banyak terjadi di Negara kita ini dalam beberapa tahun terkhir. Seperti dalam kasus pencabulan dan pemerkosaan, kekerasan terhadap wanita, pembullyan, kasus narkoba dan miras serta masih banyak kasus lainnya.Â
Hal ini terjadi karena begitu banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah kemajuan teknologi serta media massa berupa internet yang dimana masyarakat belum memiliki kesiapan yang cukup, namun telah dapat mengakses budaya - budaya dari luar
 dan tanpa sadar mengikuti budaya luar tanpa menyaring terlebih dahulu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Mengikuti budaya luar sangat berdampak pada tingkat dekadensi moralitas. Dampak yang ditimbulkan dari dekadensi moral yakni banyaknya kasus kejahatan dan kriminalitas yang sangat tinggi di negara kita ini.
Jika kita melihat pendidikan moral yang diterapkan oleh sekolah yang ada diluar Negeri, maka kita akan sangat merasakan perbedaan penerapan pendidikan formal yang ada di Negara kita dan Negara luar. Contohnya pendidikan moral yang diterapkan disekolah yang ada di negara tetangga yaitu Negara Malaysia. Pendidikan moralitas telah diajarkan secara formal sejak tahun 1989, ini artinya bahwa bagiÂ
Negara tersebut pendidikan formal sangatlah penting sehingga perlu diajarkan secara khusus terkait dengan moralitas dan karakter siswa dan siswi. Pendidikan moral di Malaysia dijadikan sebagai mata pelajaran yang wajib diikutiÂ
oleh semua murid. Pendidikan moral adalah bagian dari masyarakat Malaysia. Guru harus peka terhadap kepekaan siswa dari berbagai latar belakang (Balakrishnan, 2010; Sumintono, Tahir & Rahman, 2012; dan Hie et al., 2018).
 Pendidikan moral di Malaysia direncanakan sejalan dengan Filsafat Pendidikan Nasional, yang menekankan pada pembinaan siswa yang beretika dengan menerapkan tiga bidang etika, yaitu: penalaran moral, emosi moral dan pengolahan mental