“ Setiap orang pasti mencari kenikmatan”. Tuturnya, “Maka saya akan mengajak kepada calon mitra saya untuk berbisnis kenikmatan.” Kontan saja, kelas mulai riuh dengan pembukaan Mbah Naryo yang cukup miring-miring dan mengakibatkan timbulnya presepsi yang juga miring-miring itu. Akupun sempat mengernyitkan dahi, baru kali ini tema “kenikmatan” diangkat dalam kompetisi bisnis santri.
“ Kenikatan apa Mbah..?” tanya salah seorang santri calon investor.
“ Su-su..” Jawab Mbah Naryo singkat dengan gaya seorang guru SD yang mengejanya menjadi dua suku kata, langsung saja kelas dipenuhi gelak tawa.
“ Wah baru seminggu, Mbah Naryo kelihatannya sudah kangen sekali dengan Mbah Putri..” celetuk santri calon investor. Akupun ikut tertawa bersama mereka. Rupanya benar juga papatah lama “di balik pria hebat ada wanita yang hebat (menginspirasi)”. Sambil tersenyum lebar Mbah Naryo meneruskan.
“ Ya, saya akan berbisnis susu. Susu kedelai tentu saja.”
“Ooooo... begitu.” Sahut santri2 peserta. Hmm... sebuah awal persuasi yang bagus dimulai oleh Mbah Naryo. Dengan awalan seperti ini rupanya suasana menjadi fokus dengan kata-kata Mbah Naryo. Tinggal melakukan jurus “meyakinkan” dan “closing” saja pasti manjur fikirku.
“ Saya melihat di sini kedelai mudah didapatkan dan membuat susu kedelai sangat memungkinkan. Tetapi sekali lagi sesuai dengan ilmu para mentor kita harus berani dengan ‘otak kanan’ mulai dari nol. From zero to hero, bisnis ini saya beri nama susu kedelai ‘NIKMAT’.” Katanya dengan meyakinkan. Peserta manggut-manggut. Tapi aku menjadi bertanya2 apa hubungannya susu kedelai dengan from zero to hero ?.
“ Sebagai pemilik ide sekaligus ketua kelompok, saya akan mengedepankan ‘musyawaroh’, mulai dari pembentukan struktur, produksi hingga nanti sampai pada pemasarannya.” Katanya sambil menceritakan idenya tentang susu kedelai ini.
Namun aku semakin bertanya-tanya karena aku harus menghubungkan kosakata-kosakata ini: susu kedelai (bahasa Indonesia), From zero to hero (bahasa Inggris) dan kini musyawaroh (bahasa arab). Tapi ku akui Mbah naryo mampu membuatku berfikir, sebagai kata rumit dari mencuri perhatian. Hingga tiba-tiba ada salah satu peserta yang tanya pada Mbah Naryo.
“ Mbah Naryo pernah berbisnis susu kedelai ?”