Harus dipahami bahwa yang paling berbahaya dari gempa bukanlah peristiwa gempanya. Melainkan robohnya bangunan rumah tersebab gempa yang justru bisa mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan harta benda.
Hal itu sebenarnya sudah diantisipasi oleh para orang tua kami sejak dahulu, diantaranya dengan mendirikan rumah panggung adat sunda.
Sayangnya, rumah-rumah panggung di desa saya sekarang sudah mulai jauh berkurang, berganti dengan struktur bangunan batu semen yang lebih permanen. Â
Secara umum konstruksi bangunan adat sunda berupa rumah panggung sepertinya sudah dirancang mampu menahan guncangan saat gempa bumi terjadi.
Struktur bangunannya memang menggunakan kayu balok dan bambu dengan sistem ikatan antar komponen bangunannya serta lantai panggung yang tingginya sekira 60 centimeter.
Dengan sistem struktur seperti ini, bila terjadi guncangan gempa, bangunan hanya bergoyang dan tidak mengalami kerusakan.
Lantai panggung setinggi 60 centimeter rupanya dimaksudkan untuk menjaga bangunan tetap utuh mesti jatuh ke permukaan tanah, apabila terjadi tanah longsor.
Bangunan rumah panggung adat sunda seperti ini yang sampai sekarang dipertahankan oleh masyarakat Suku Baduy di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak. Dan terbukti sangat efektif menghadapi goncangan ketika gempa bumi terjadi.
Baca juga:Â Mereka yang Menjadi Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan Hewan di Ujung Kulon
Terus bagaimana dengan konstruksi rumah kita yang sekarang?