Semenjak Ia pindah bekerja di restaurant hotel yang sekarang, memang sering ia mengalami insomnia. Apakah karena ia terpaksa bekerja di sini karena permintaan Ayahnya? Sebelumnya Ia bekerja di restaurant hotel dikota besar, kota di mana keluarganya juga tinggal di sana. Tempatnya bekerja dulu sering dikunjungi para atlit Nasional dan Internasional. Kasa bekerja dengan sungguh-sungguh, ia kerahkan semua kemampuannya. Hidangan yang di suguhkan kebanyakan hidangan khas Luar Negeri. Awalnya Kasa menolak untuk bekerja di tempat yang sekarang, merasa bukan tempatnya saja dan merasa kurang handal untuk memasak hidangan khas daerah dengan bahan masakan yang kebanyakan dari hasil bumi. Ayahnya terus membujuk, Ibunya serta kakaknya yang juga chef juga membujuk, ia merasa tersudut. Selama 1 tahun menurut Ayah dan kakaknya merupakan waktu yang ideal untuk melihat perkembangan hotel dan setelah setahun kalau Kasa masih tidak betah, maka keluarganya tidak akan memaksanya lagi, dan Kasa boleh kembali ke restaurant hotel tempat bekerja sebelumnya.
Sudah 4 bulan ia berada di kota kecil ini, ia belum merasa betah. Melakukan banyak rutinitas yang ia senangi salah satu cara untuk menghilangkan rasa bosan dan menambah betah di tempatnya sekarang ini. Â Â
Mobil berhenti di depan rumahnya. Sopir taksi kaget di awal melihat jumlah uang yang Kasa berikan namun tersenyum setelahnya mendengar penjelasan Kasa. Memberi dengan jumlah yang lebih dari harga seharusnya merupakan salah satu bentuk menghargai jasa taksi tersebut menurut Kasa.
Setelah berganti pakaian santai ia menjatuhkan dirinya di kasur. Rumah dengan fasilitas lengkap dan mewah seharusnya mampu membuatnya betah tanpa rasa bosan. Setahun itu sangat lama bila ditunggu. Namun hari itu tangannya tersiram air panas lagi merupakan hari yang akan membuatnya betah dan merasakan perasaan bahagia yang berbeda dari perasaan lainnya dalam hidupnya.
Tengah malam saat ia berhasil tidur hingga terlelap walau terbenagun beberapa kali,dan yang membuatnya terbangun tak bisa tidur lagi karena tangan kiri yang bertambah sakit, warnanya semakin merah dari sebelumnya. Diambilnya es batu yang ia balut dengan handuk kecil untuk mengompres tangannya. Sedikit reda namun tak menghilangkan rasa sakitnya. Kasa memutuskan pergi ke Rumah sakit atau klinik terdekat dengan berjalan kaki. Tak jauh dari perumahan tempat tinggalnya, ada suatu klinik kecil namun desainnya mewah dari kejauhan seperti bangunan caf namun jika didekati ada keterangan bahwa itu klinik.
Tangannya langsung diberi suntikan obat oleh dokter jaga disitu. Dokter perempuan yang menyuntiknya dan memberikan salep khusus, ada perawat perempuan juga yang membantunya. Dokter mengatakan karena penanganan awal yang dilakukan saat terksiram air panas tadi kurang optimal sehingga tangan makin bengkak dan menimbulkan nyeri. Tangan Kasa tak dibalut perban atau sejenisnya, tapi tetap ditutup dengan tempat tangan tujuannya agar mengurangi resiko terkena debu dan orang-orang sekitar tau kalau tangannya sedang sakit. Kasa diberi obat sesuai yang diresepkan, saat pembayaran ada seorang petugas kasir yang tak dilihatnya saat masuk tadi. Harga yang terjangkau, sebenarnya Kasa bisa saja menggunakan asuransi kesehatan, namun melihat para perempuan bekerja hingga tengah malam rasanya iba, sehingga ia memilih membayar tunai.
Sakit ditangannya berkurang dan rasa dingin karena olesan salep cukup membuatnya nyaman. Sambil berjalan keluar klinik, empat orang laki laki masuk. Lalu terdengar salah satu dari mereka berkata "Kami sudah datang para putri sudah bisa pulang !"
"Akhirnya kalian datang!" Ucap dokter perempuan dengan tatapan menagih penjelasan penyebab datang terlambat
"Kenapa sampai jam 01.00 pagi baru datang ? Tanya apoteker perempuan dengan mata setengah menahan kantuk.
"Bukannya jam 21.00 malam sudah pada selesai shift masing-masing?" Tanya perawat perempuan sembari menyeruput minuman buahnya.
Sembari dokter, perawat dan apoteker bersiap-siap mau pulang, para tenaga kesehatan laki-laki juga bersiap siap jaga.