Mohon tunggu...
Adella Diva Rahmadian
Adella Diva Rahmadian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A dreamer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semangkuk Bubur untuk Bapak

12 Desember 2022   02:43 Diperbarui: 12 Desember 2022   06:20 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya paham. Tapi kamu pun harus paham, dengan kamu bekerja bukan berarti kamu tidak berbakti pada bapakmu. Di, maaf sekali jika saya harus mengatakan ini, bapakmu itu tidak hanya membutuhkan bakti berupa kasih sayangmu saja, lebih dari itu, bapakmu juga butuh biaya untuk kesehatannya, untuk terus bertahan hidup"

Hardi tercenung. Dalam hati, ia membenarkan perkataan mantan manajernya itu. Terlebih bayangan keadaan bapak yang sedang memburuk akhir-akhir ini semakin membuat Hardi merasa dilema.

"Kamu tenang saja, Di. Saya akan menjamin kondisi dan kebutuhan bapakmu. Bagaimana?"

Hardi sangat mengenal baik sosok di hadapannya saat ini. Mantan manajernya itu tak pernah main-main dengan ucapan yang telah keluar dari mulutnya. Sekali berkata, ia pasti akan menepati perkataannya itu.

"Begini saja, saya akan mengunjungi bapakmu setelah ini. Jika situasi dirasa memungkinkan, biar saya yang berbicara mengenai hal ini kepada bapakmu. Gimana?"

Tak ada yang bisa dilakukan Hardi setelah mendengar hal tersebut selain menyetujuinya.

*****

Sore itu, dunia Hardi seperti berubah seratus persen. Setelah mantan manajernya itu menemui bapak dan berbincang bersama, tanpa diduga bapak justru terlihat senang sekaligus bangga mendengar anak bungsunya akan kembali bekerja. Mantan manajer Hardi dan Toyo sebenarnya telah saling mengenal dan memiliki hubungan yang baik. Oleh sebab itu, saat si mantan manajer menuturkan maksud dan tujuannya, Toyo telah sepenuhnya mempercayai ucapan pria itu.

Hari ini Hardi sedang menunggu sebuah mobil yang akan datang untuk menjemputnya. Sebelum berkemas, ia terlebih dahulu menyuapi bapaknya dengan semangkuk bubur. Setelah itu, seorang perawat datang ke rumahnya. Perawat tersebut merupakan orang yang dipercayai oleh manajernya itu. Sejak tadi, Hardi merasakan sesuatu yang janggal. Ia bahkan nyaris tak mendengar makian bapaknya sejak sore itu. Kini, Toyo terlihat lebih tenang.

Setelah 15 menit, mobil jemputan Hardi tiba. Ia pun bergegas pamit kepada bapak.

"Pak, aku pamit dulu, ya"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun