Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Terakhir Dokter Reza

5 November 2020   09:05 Diperbarui: 5 November 2020   09:19 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harta kalian akan abadi di mata semesta, meski yang kalian tolong menemui maut di penghujung senja. Ingat semua tak akan sia-sia! Semesta akan membalas budi kalian kepada sesama.

Wahai rakyat Indonesia, apabila kalian ditakdirkan menemui maut janganlah menjumpainya dalam keadaan konyol semi bunuh diri tanpa mengindahkan himbauan dari pemerintah. 

Kalian melakukan reuni, kumpul massa, dan kongkow dengan dalih urusan nyawa berada di tangan Tuhan adalah kebodohan nyata. Itu tak ubahnya seperti masyarakat jabariyah yang pasrah tanpa usaha namun mengatas namakan Tuhan. Sibuk menyalahkan-Nya, namun tak mau berusaha. Hanya pasrah seperti wayang yang digerakkan ke sana ke mari oleh seorang dalang.

Biarkan yang keluar hanya pekerja harian. Biarkan mereka menyelamatkan roda ekonomi dengan mengorbankan nyawa. Jangan rendahkan mereka karena tak patuh dengan himbauan pemerintah, mereka adalah pengecualian. 

Mereka bukan pekerja kantoran yang setiap bulannya dipenuhi lembaran uang merah di kantong saku. Mereka hanyalah buruh ekonomi yang tak sadar bahwa sebenarnya mereka adalah pahlawan bagi pajak negara. 

Kalian yang merupakan pekerja kantor, lakukanlah social distancing, jaga jarak dengan orang lain, namun bila terpaksa harus keluar rumah dan menemui orang lain. Jagalah kebersihan badan dan lingkungan sekitar. Tak perlu menunggu mati untuk sadar akan pentingnya hidup bersih karena harga nyawa tak bisa dibeli dengan tumpukan emas maupun gunungan uang. 

Nyawa bukan barang jualan yang bisa dibeli sesuka hati, karena tak ada produsen dan konsumen. Nyawa adalah titipan Ilahi untuk dijaga agar jangan sampai dilukai walau dengan setitik debu yang dicipratkan ke mata.

Hargailah para dokter yang sedang bekerja dengan memegang teguh kata stay at home. Rumah sakit sudah penuh dengan pasien positif corona, jangan tambahi beban mereka dengan sakit yang kalian buat.

"Biarkan kami yang berjuang di rumah sakit, dan kalian berjuang di rumah."

Maraknya berita penolakan jenazah yang mati karena positif corona membuat semua pasien stress. Mereka sudah sakit dan meninggal, namun tak tahu harus dikubur di mana. Sebagai dokter, berita ini membuat saya khawatir.

Saat ini saya sedang berada di ruang isolasi karena kemungkinan positif corona. Saya tak perlu mendapat predikat sebagai pahlawan gugur atau semacamnya jika saya ditakdirkan mati. Cukuplah saya mendapat tempat terakhir yang layak karena telah mencoba segenap upaya menyelamatkan nyawa seorang manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun