Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Terakhir Dokter Reza

5 November 2020   09:05 Diperbarui: 5 November 2020   09:19 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ada yang bisa dibantu lagi dok?"

Reza menggelengkan kepala.

"Jika butuh bantuan, bisa hubungi saya lewat WA."

"Baik. Terima kasih."

Suster Mei pergi meninggalkan ruangan. Reza termenung sejenak, ada beberapa hal yang ingin ia sampaikan lewat secarik kertas kusam. Meski kesulitan menulis karena tangan kiri diinfus, ia mencoba menulis walau dengan keterbatasan. Perlahan tangan kanannya mulai menulis. Pelan tapi pasti, kata demi kata ia rangkai dengan baik. Sebuah surat tercipta darinya.

Kepada seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai,kiranya belum terlambat bagi saya untuk mengucapkan sesuatu buat kalian. Pastinya kebanyakan dari kalian sudah mengerti adanya wabah internasional yang sedang melanda dunia. 

Tanggapan kalian tentunya juga beragam, ada yang panik, stress, pura-pura enggak tahu, bahkan ada juga yang sok cool, dan pura-pura tenang. Enggak masalah bagi saya, semua itu hak kalian dan wajar bagi semua makhluk hidup yang bernama manusia.

Walau begitu, bukan berarti beragam tanggapan itu harus dipelihara layaknya memelihara sapi perah yang susunya siap diambil ketika tiba waktunya. Tidak! Mulai sekarang kalian harus bisa berubah. Layaknya padi hijau, berubah menjadi padi kuning yang siap mengenyangkan perut-perut lapar.

Tanamkanlah ke dalam benak kalian bahwa pandemi ini bukan saja urusan pemerintah, tapi juga urusan kalian. Sekarang bukan waktunya untuk berpangku tangan pada pejabat di istana, itu tak bijaksana. 

Mulai sekarang, rekatkanlah tangan kalian. Pegang erat satu tangan dengan tangan lain, jangan sampai terlepas. Karena dengan begitu, kalian akan merasakan betapa indahnya rasa persatuan.

Kalian akan belajar arti kepedulian tidak hanya sekedar berbagi angan lewat mulut-mulut, tetapi tangan-tangan kalian akan berlomba berada di atas daripada hanya sekadar mengulurkan tangan untuk meminta-minta. Hati kalian akan mencapai puncak cinta dengan  mengorbankan harta dan jiwa demi mendapat secercah senyuman dari anak-anak kecil  korban pandemi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun