Mohon tunggu...
Achmed Hafizhan
Achmed Hafizhan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Menggenggam dunia dengan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengaruh Manajemen Rantai Pasok Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Usaha UMKM

21 Agustus 2022   14:44 Diperbarui: 21 Agustus 2022   14:52 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Achmed Hafizhan Mora Siregar

Zulian Yamit Drs., M.Si.

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia

ABSTRAK 

Rantai pasok yang terintegrasi dengan baik dan pasokan barang yang tepat maka akan meningkatkan daya saing sehingga berdampak pada kinerja perusahaan.  Perencanakan strategi harus terus dilakukan oleh perusahaan agar pasar dapat di kuasai dan tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan target yang direncanakan. Dengan perencanaan strategi rantai pasokan yang tepat, kinerja perusahaan akan dapat berjalan dengan optimal. Tujuan utama penelitian ini untuk menguji pengaruh manajemen rantai pasok terhadap keunggulan bersaing dan kinerja usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan adalah 100 responden yang merupakan pelaku usaha UMKM di Kabupaten Bantul. Analisis data menggunakan SEM PLS.

Hasil penelitian ini ditemukan bahwa terdapat (1) Terdapat pengaruh langsung manajemen rantai pasok terhadap keunggulan bersaing pada Usaha UMKM di Kabupaten Bantul, (2) Terdapat pengaruh langsung manajemen rantai pasok terhadap kinerja  pada Usaha UMKM di Kabupaten Bantul, (3) Terdapat pengaruh langsung keunggulan bersaing terhadap kinerja  pada Usaha UMKM di Kabupaten Bantul, dan (4) Terdapat pengaruh Manajemen rantai pasok  terhadap kinerja usaha UMKM di Kabupaten Bantul dengan keunggulan bersaing sebagai variabel intervening.

Kata Kunci: Kinerja, Keunggulan Bersaing, Rantai Pasok, UMKM  

ABSTRACT

A well-integrated supply chain and the right supply of goods will increase competitiveness so that it has an impact on company performance. Strategic planning must continue to be carried out by the company so that the market can be controlled and the company's goals can be achieved in accordance with the planned targets. With the right supply chain strategy planning, the company's performance will be able to run optimally. The main objective of this study was to examine the effect of supply chain management on competitive advantage and performance of micro, small and medium enterprises in Bantul Regency. This study uses a quantitative approach and the instrument of this research is a questionnaire. The number of samples used is 100 respondents who are MSME business actors in Bantul Regency. Data analysis using SEM PLS.

The results of this study found that (1) There is a direct influence of supply chain management on the competitive advantage of SMEs in Bantul Regency, (2) There is a direct influence of supply chain management on the performance of SMEs in Bantul Regency, (3) There is a direct influence of excellence competing against the performance of the UMKM business in Bantul Regency, and (4) There is an influence of supply chain management on the performance of the UMKM business in Bantul Regency with competitive advantage as an intervening variable.

 

Keywords: Performance, Competitive Advantage, Supply Chain, MSME

PENDAHULUAN

Pada zaman sekarang ini, dalam dunia usaha bisnis yang perkembangan dan peningkatannya sangat cepat yang juga diikuti dengan beragamnya permintaan konsumen yang semakin beragam yang menyebabkan para pebisnis atau wirausahawan harus cerdas dan cermat dalam melihat suatu peluang yang didapat dari memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini juga mendorong persaingan ketat antara para wirausahawan dan kompetitornya karena di era global saat ini, yang di mana juga banyak munculnya beragam bisnis yang mengikuti perkembangan zaman dan permintaan konsumen yang semakin beragam pula.

Permintaan konsumen ini misalnya keinginan untuk kualitas terbaik dari suatu produk dengan harga terjangkau yang di mana jika wirausahawan bisa memenuhi tuntutan tersebut, maka bisa jadi hal itu akan menjadi nilai keunggulan bersaing dari bisnisnya. Dengan meningkatkan nilai unggul dan strategi yang baik, para wirausahawan akan dapat mempertahankan atau bahkan mengembangkan bisnisnya di tengah persaingan yang ketat.

Para pebisnis/wirausahawan dituntut oleh permintaan di pasar dengan tingkat penjualan yang maksimum, karenanya harus mempertahankan tingkat produksinya juga. Agar permintaan pasar dapat terpenuhi, pebisnis harus selalu meningkatkan inovasi pada produk maupun layanan sehingga keunggulan di pasar tidak tertinggal oleh para kompetitor.

Dengan perencanaan strategi untuk tetap bisa bertahan dalam menghadapi persaingan global. Jadi keunggulan bersaing harus dipertahankan oleh pebisnis agar dapat terus bertahan di antara persaingan yang semakin luas. Menurut Kotler dan Amstrong (2003) keunggulan bersaing adalah suatu keunggulan pada suatu perusahaan terhadap pesaing, misalnya produk suatu perusahaan yang ditawarkan memiliki nilai lebih bagi konsumen daripada pesaingnya. Nilai lebih tersebut adalah keunggulan bersaing diperoleh perusahaan dengan tingkat kualitas produk, pelayanan dan harga produk yang sesuai dengan permintaan konsumen.

Menurut Porter (1993), keunggulan bersaing pada dasarnya adalah suatu nilai yang diciptakan oleh perusahaan kepada konsumennya. Nilai keunggulan tersebut berkembang dari karakteristik fungsi atau manfaat suatu produk, seperti kualitas yang lebih unggul atau harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan produk pesaing. Regina dan Devie (2013) menyebutkan bahwa organisasi menggunakan keunggulan bersaing sebagai salah satu strategi untuk dapat memaksimalkan kinerja organisasi. Kinerja perusahaan atau organisasi harus terus ditingkatkan agar perusahaan mampu bersaing. Kinerja organisasi merupakan output yang dihasilkan sebuah organisasi yang kemudian diukur dan dibandingkan dengan para pesaingnya (Jahanshasi et al., 2012).

Menurut Yongki (2015), dalam usaha untuk menciptakan keunggulan bersaing, salah satu caranya berfokus pada penekanan biaya produksi serendah mungkin namun produk yang dihasilkan tetap mampu untuk memenuhi permintaan pelanggan, hal ini bisa capai dengan menerapkan manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) pada perusahaan. Jadi setiap manajer perusahaan harus melakukan perencanaan dan pengendalian pada proses manajemen rantai pasokan agar dapat menghasilkan output yang maksimal.

Menurut Simchi (2003), manajemen rantai pasok (Supply chain Management) merupakan pendekatan dalam upaya mengoptimalkan integrasi supplier/pemasok, manufaktur, dan gudang penyimpanan barang, agar barang dapat diproduksi dan didistribusikan dengan jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu yang tepat, dengan begitu biaya yang dikeluarkan dapat diminimalisir sehingga produk yang dihasilkan bisa lebih memuaskan bagi konsumen.

Haizer dan Render (2015) mengatakan, bahwa manajemen rantai pasokan aktivitasnya yaitu menentukan pemasok, distributor, transportasi, gudang penyimpanan dan tingkat persediaan, serta sistem pembayaran yang akan digunakan, pemenuhan pesanan dan berbagi informasi terkait pelanggan. Sebuah perusahaan akan mampu untuk menciptakan keunggulan bersaing jangka panjang melalui Manajemen rantai pasok, lalu dengan begitu perusahaan akan terus dapat kompetitif dalam persaingan bisnis yang ketat.

Jika rantai pasok dapat terintegrasi dengan baik, dengan pasokan barang yang tepat sehingga meningkatkan daya saing yang dapat berdampak pada kinerja perusahaan. Perencanaan strategi harus terus dilakukan oleh perusahaan agar pasar dapat dikuasai dan tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan target yang direncanakan. Dengan perencanaan strategi rantai pasokan yang tepat, kinerja perusahaan akan dapat berjalan dengan optimal.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu industri yang dapat menerapkan konsep manajemen rantai pasok. Pertumbuhan dan perkembangan UMKM adalah salah satu usaha yang cukup produktif dalam meningkatkan ekonomi, dan manajemen rantai pasok dapat memengaruhi pertumbuhan UMKM. Manajemen rantai pasok yang terintegrasi dengan baik akan dapat menjadi keunggulan bersaing bagi UMKM dan memenuhi permintaan konsumen dengan menghasilkan produk yang harganya lebih murah dan kualitas yang dapat bersaing dengan para pesaingnya. Jika suatu UMKM dapat mencapai hal tersebut maka produk yang dihasilkan akan diminati oleh masyarakat di Yogyakarta misalnya, karena minat beli dan kebutuhan sangat sesuai dengan konsumen sehingga usaha dapat berkelanjutan.

Yogyakarta adalah salah satu kota yang menjadi tujuan untuk liburan dan berwisata yang menarik bagi masyarakat domestik maupun internasional. Diketahui bahwa kota tersebut memiliki berbagai kisah bersejarah yang menarik dan juga dengan pemandangan yang indah. Tidak hanya wisata alam yang kaya, wisata kulinernya juga yang menarik. Kota Yogyakarta yang dikenal juga sebagai kota pelajar, memiliki banyak masyarakat yang beragam seperti para mahasiswa yang merantau.

Hal tersebut dapat membuka peluang untuk berbisnis kuliner bagi UMKM masyarakat lokal. Dengan beragam kuliner yang menarik sehingga dapat menarik minat minat masyarakat, UMKM yang menjalankan bisnis kuliner menjadi sangat beragam, salah satunya di daerah Kabupaten Bantul yang saat ini juga semakin banyak ragam bisnis kulinernya. Peluang tersebut membuat para pebisnis lokal untuk mendirikan UMKM yang dapat dilihat dengan pasar yang beragam dan cukup besar seperti mahasiswa dan wisatawan, hal ini menunjukkan peluang yang besar bagi UMKM. Maka dari itu penulis penelitian ini untuk mengetahui pengaruh manajemen rantai pasok pada keunggulan bersaing dan kinerja dari UMKM. Penulis penelitian ini berfokus pada UMKM di Kabupaten Bantul.

Latar belakang tersebut menjadi alasan penulis akan melakukan penelitian dalam judul "Pengaruh Manajemen Rantai Pasok Terhadap Keunggulan Bersaing Dan Kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Bantul".

LANDASAN TEORI

Supply Chain Management

Menurut Indrajit dan Richardus (2002), rantai pasok adalah sistem saluran barang produksi dan jasa dalam organisasi yang di mana outputnya sampai pada para konsumen. Rantai pasok juga diketahui sebagai jaringan atau jejaring dari perusahaan-perusahaan yang bisnisnya saling berkaitan serta memiliki tujuan yang sama yaitu agar pengadaan dan saluran barang dapat dilakukan dengan baik. Rantai pasok bisa katakana sebagai jaringan logistic, Adapun tokoh utama yang berkepentingan di dalamnya yaitu:

  • Pemasok
  • Manufacturer
  • Distributor
  • Outlet retailer
  • Pelanggan

Menurut Li et al (2006). Indikator Manajemen rantai pasok yaitu:

  • Strategi kemitraan dengan pemasok

Strategi memiliki definisikan sebagai keterkaitan jangka panjang antara perusahaan dan pemasoknya (Regina dn Devie, 2015). Dengan membangun hubungan yang harmonis dalam jangka panjang dengan pemasok, perusahaan akan bekerja lebih efektif dengan pemasok. Hal ini karena untuk saling berkoordinasi dengan baik antara perusahaan serta pemasoknya, agar pengadaan barang dapat selalu tersedia dengan baik sehingga proses produksi pun akan berjalan dengan baik. Hubungan tersebut harus selalu dijaga dan dikelola dengan baik sehingga hal ini menjadi sebuah komponen penting dari keunggulan rantai pasok.

  • Hubungan dengan pelanggan

Kotler dan Armstrong (2006) berpendapat, bahwa untuk mengungguli para pesaing di pasar, hubungan dengan pelanggan juga harus dikelola dengan baik. Hal ini karena para pelanggan juga menjadi salah satu komponen penting dalam meraih keunggulan bersaing, dengan menciptakan nilai lebih yang memuaskan pelanggan dibandingkan dengan pesaing. Dengan melakukan itu akan bisa membangun hubungan jangka Panjang dengan konsumen, strategi ini juga dilakukan agar kepercayaan dan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan meningkat. Dalam manajemen rantai pasokan, hubungan dengan pelanggan adalah hal yang penting, karena hal ini akan berdampak baik bagi perusahaan untuk jangka panjang dalam memenuhi permintaan pelanggan dan menjadi kunci keberhasilan manajemen rantai pasok. Salah satu upaya dalam mengelola hubungan dengan pelanggan yaitu bisa dilakukan dengan mampu untuk melayani pelanggan dengan pelayanan terbaik, juga perusahaan harus responsif terhadap keluhan pelanggan, dengan begitu hubungan antara perusahaan dan pelanggan dapat harmonis.

  • Berbagi informasi

Yongki (2015) berpendapat, bahwa perusahaan harus selalu berkomunikasi dan berbagi informasi dengan perusahaan mitra usaha serta pelanggan untuk selalu bisa mendapat informasi penting yang bisa jadi manfaat bagi perusahaan.

 

  • Keunggulan Bersaing

Kotler dan Armstrong (2006), berpendapat, bahwa untuk menciptakan keunggulan di pasar, perusahaan harus memiliki suatu nilai lebih daripada para pesaingnya atau juga memiliki keunikan. Dengan begitu perusahaan akan memiliki keunggulan bersaing. Dalam upaya untuk mencapai keunggulan bersaing, perusahaan memerlukan strategi kompetitif dasar yaitu (Kotler dan Armstrong, 2006):

Biaya rendah secara keseluruhan (Low Cost)

Strategi ini mengupayakan agar biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam produksi dan distribusi diminimalisir tanpa harus mengurangi kualitas produk. Hal ini dilakukan supaya harga jual bawang bisa lebih terjangkau bagi pelanggan, tentunya hal ini bisa menjadi sebuah keunggulan bersaing, karena keunggulan dalam harga yang terjangkau bagi pelanggan dapat memenangkan persaingan.

  • Diferensiasi

Strategi ini adalah upaya dalam menciptakan keunikan pada produk serta pelayanan yang dihasilkan perusahaan. Keunikan tersebut menjadi pembeda dengan pesaing lainnya dan jika ditambah kualitas yang baik, hal ini akan menjadi keunggulan perusahaan dalam memimpin pasar.

  • Fokus

Memfokuskan pada segmen yang memiliki potensi paling bermanfaat bagi perusahaan, dengan pelayanan terbaik bagi segmen tersebut.

Li et al (2006), dalam bukunya berpendapat, bahwa keunggulan bersaing merupakan kemampuan perusahaan dalam menciptakan posisi yang unggul daripada pesaingnya. Kemampuan tersebut terdiri dari upaya perusahaan dalam menciptakan nilai yang lebih bagi pelanggan dibandingkan pesaingnya. Hal ini memiliki indikator yang dapat mengukurnya, yaitu:

  • Harga

Kotler (2005) berpendapat, bahwa harga didefinisikan sebagai pertukaran nilai antara perusahaan dan pelanggan untuk suatu manfaat dari barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Harga tersebut menjadi pengorbanan ekonomi bagi pelanggan demi manfaat yang ditawarkan barang atau jasa dari perusahaan. Keunggulan atas harga dapat diukur dari keuntungan yang didapat perusahaan dari pertukaran dengan pelanggan, dengan harga jual yang lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan perusahaan dan di tambah kualitas dianggap pelanggan sepadan dengan pengorbanan ekonomis yang dilakukan dari pertukaran tersebut.

  • Kualitas

Yamit (2011), beliau berpendapat bahwa, suatu produk yang berkualitas itu adalah produk yang memiliki fungsi atau penggunaan yang manfaatnya sepadan dengan harganya. Penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas produknya, baik nilai produknya ataupun perusahaan itu sendiri. Dengan kualitas barang atau jasa yang baik, akan dapat menentukan tingkat kepercayaan pelanggan, maka dari itu meningkatkan kualitas sangat penting agar selalu memenuhi ekspektasi dan harapan pelanggan.

  • Inovasi

Amabile et al (1996) berpendapat bahwa, inovasi merupakan suatu konsep yang luas dalam menciptakan fungsi dikembangkan dari produk, sistem atau proses pada kegiatan produktif perusahaan, inovasi ini muncul dari kreativitas perusahaan untuk memunculkan ide-ide baru merupakan. Inovasi bisa menjadi salah satu daya tarik pada produk dan perusahaan bagi pelanggan, juga menjadi penentu dalam menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Keadaan pasar juga menjadi pendorong perusahaan untuk selalu kreatif dalam berinovasi karena permintaan dan kebutuhan pelanggan kan semakin luas serta persaingan bisnis yang semakin ketat dan luas. Jadi pengembangan dan inovasi harus terus dilakukan perusahaan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

  • Time to market

Menurut Regina dan Devie (2015), Time to market merupakan kemampuan perusahaan dalam meluncurkan produk baru ke pasar dan perusahaan memiliki keunggulan dalam hal kecepatan untuk masuk ke pasar daripada pesaingnya. Hal ini menjadi keunggulan karena jika produk bisa sampai ke pasar lebih cepat, maka produk tersebut akan lebih diperhatikan oleh pelanggan. Apalagi jika produk tersebut belum tersedia di pasar, hal ini akan menjadi peluang untuk dapat unggul dalam memimpin pasar. Diperlukannya perencanaan strategi yang baik bagi perusahaan agar bisa bergerak cepat dalam memanfaatkan peluang tersebut.

  • Delivery dependability

Ketepatan dalam hal ketersediaan barang dan pengirimannya yang tepat merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan keunggulan bersaing. Hal ini karena ketersediaan produk di waktu yang tepat membutuhkan kemampuan pengiriman yang tepat pula agar produk bisa selalu tersedia. Jadi sistem pengiriman barang harus dikelola dengan baik oleh perusahaan agar produk dapat tetap tersedia untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, dengan begitu akan meningkatkan keunggulan bersaing.

  • Kinerja Perusahaan

Karimi dan Mahmoud (2014) berpendapat, kinerja perusahaan yaitu kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya, baik berorientasi pasar maupun dalam hal keuangannya. Andiyanto dan Miyasto (2017) juga mengatakan bahwa, Kinerja tidak hanya ditunjukkan oleh hasil atau prestasi kerja tapi juga dapat dilihat dari proses berjalannya kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan dapat menentukan keunggulan bersaing perusahaan, karena jika kinerja perusahaan baik maka akan mendapat nilai tambah pada keunggulan bersaing perusahaan. Hal ini juga akan bisa memengaruhi laba dan juga pengeluaran perusahaan. Agar kinerja perusahaan optimal, perusahaan harus merencanakan dengan baik strategi yang tepat untuk bisa mengelola kinerja perusahaan.

Menurut Li et al (2006), yang menjadi indikator pengukur kinerja perusahaan, yaitu:

Kinerja Non- Keuangan

Regina dan Devie, (2015) berpendapat, bahwa tidak hanya mengukur kinerja dari aspek keuangan, tapi juga penting dalam mengukur kinerja non-keuangan yang juga bisa disebut kinerja operasional. Kinerja operasional merupakan kinerja yang dapat diukur melalui ketersediaan informasi yang terkait dengan peluang yang ada tapi dalam aspek keuangan belum terealisasikan. Cartoon (2004).juga menyatakan bahwa, dalam mengukur kinerja operasional dapat dilakukan dengan dengan mengukur seperti kepuasan pelanggan, peluncuran produk baru, kualitas, dan pangsa pasar. Dalam mengukur kinerja non-keuangan, kinerja dari SDM dan pemasaran organisasi/perusahaan juga ikut serta di dalamnya karena kinerja non-keuangan mengukur kepuasan pelanggan yang di mana itu mengukur kinerja dari pemasaran suatu perusahaan.

Kinerja Keuangan

Biasanya kinerja keuangan akan selalu diukur dengan data akuntansi atau keuangan, misalnya melalui neraca laba/rugi (Regina dan Devie, 2015). Kinerja ini baik buruknya akan diukur melalui data-data pemasukan dan pengeluaran perusahaan, dari data tersebut ditentukan apakah kinerja perusahaan baik atau buruk. Jika pemasukan tidak bisa lebih atau menutupi pengeluaran perusahaan, maka kinerja perusahaan dinilai kurang efektif dan tidak efisien. Dan jika pemasukan perusahaan dapat melebihi pengeluarannya, maka kinerja perusahaannya akan dinilai baik. Karena itu sejalan dengan tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan keuntungan sehingga perusahaan dapat terus berkembang.

 

Perumusan Hipotesis

Manajemen rantai pasok dapat memengaruhi keunggulan bersaing, yang indikatornya yaitu manajemen rantai pasok di antaranya strategi kemitraan dengan pemasok, hubungan dengan pelanggan, dan berbagi informasi (Sharing informasi), oleh karena itu pengaruhnya terhadap keunggulan bersaing yang memiliki indikator harga (price), kualitas (quality), inovasi produk (innovation product), keandalan pengiriman (delivery dependability),lalu time to market. Dengan menerapkan manajemen rantai pasok yang baik, perusahaan akan meningkatkan keunggulan bersaing (Regina Devie, 2015). Juga dengan mengelola manajemen rantai pasok secara efektif akan berpotensi dalam mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan. (Li et al, 2006)

H1: Manajemen rantai pasok berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing

H2: Manajemen rantai pasok berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

H3: Keunggulan bersaing berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

H4: Manajemen rantai pasok berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan melalui keunggulan bersaing

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan adalah 100 responden yang merupakan pelaku usaha UMKM di Kabupaten Bantul. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Data di penelitian ini menggunakan hasil dari kuisioner yang dibagikan kepada responden penelitian. Teknik ini merupakan cara pengambilan sampel berdasarkan dengan suatu pertimbangan tertentu dengan cara menentukan terlebih dahulu kriteria responden. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah UMKM di Kabupaten Bantul yang sudah menjalankan usahanya minimal  5 tahun. Analisis data menggunakan SEM PLS.

Variabel penelitian ini meliputi:

Manajemen Rantai Pasok (X)

Heizer & Render (2015), mendefinisikan Manajemen rantai pasok sebagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memperoleh bahan baku dari pemasok dan proses menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi yang kemudian disalurkan melalui sistem distribusi (distributor atau pengecer) dan produk tersebut sampai ke konsumen akhir. Menurut Li et al (2006). Penerapan Manajemen rantai pasok memiliki indikator, yaitu:

Strategy Supplier Partnership (Strategi kemitraan dengan pemasok)

Customer Relationship ( Hubungan dengan pelanggan)

Information Sharing ( Berbagi informasi)

Keunggulan Bersaing (Z)

Variabel ini diartikan sebagai nilai yang ditawarkan pada pelanggan/ konsumen yang di mana nilai tersebut memiliki keunggulan daripada pesaingnya (Kotler dan Amstrong, 2003). Agar nilai yang diciptakan dapat meningkatkan keunggulan bersaing, perusahaan harus memberikan kepuasan pada pelanggan atau konsumen. Misalnya, pelayanan prima, produk berkualitas tinggi, keluhan pelanggan, dan produk inovatif. Dan untuk memimpin pasar, harus mampu membawa produk baru ke pasar lebih cepat dari pesaing. Dengan perkembangan yang pasar saat ini semakin banyak pesaing bisnis yang memunculkan banyak inovasi-inovasi baru juga, karena itu perusahaan dituntut untuk mampu dalam berinovatif dalam menjaga mengembangkan produk dan sampai dengan hubungan dengan konsumen yang dikelola dengan baik. Li et al (2006) menyatakan keunggulan bersaing merupakan kemampuan organisasi untuk menciptakan posisi unggul atas pesaing dan dapat mempertahankannya. Keunggulan bersaing terdiri dari kemampuan perusahaan dalam memungkinkan organisasi untuk memiliki suatu keunggulan atas pesaingnya. Keunggulan bersaing memiliki lima indikator yaitu:

Price (harga)

Quality (Kualitas)

Delivery Dependability (keandalan pengiriman)

Product innovation (inovasi produk)

Time to Market

Kinerja Perusahaan (Y)

Kinerja adalah suatu pencapaian perusahaan, dan pencapaian hasil tersebut dapat manaikkan nilai perusahaan. Perusahaan biasanya menentukan standar yang ditetapkan dalam mencapai tujuannya. Misalnya kinerja akan selalu dievaluasi dan dinilai apakah kinerja perusahaan sudah sejalan dengan tujuannya. Menurut Li et al (2006), mengukur kinerja adalah:

Kinerja non-keuangan(Operasional, Pemasaran, SDM)

Kinerja keuangan

Analisis data meliputi:

  • Analisis Deskriptif

Analisis diskriptif merupakan rincian dan penjelasan secara panjang/lebar dengan kalimat yang berkaitan dari data penelitian. Biasanya data tersebut  dicantumkan dalam tabel, lalu dianalisis berdasarkan data yang ada pada tabel tersebut.

  • Analisis Kuantitatif

Dalam penelitian ini, menggunakan analisis data SEM (Structural Equation Model), dengan menggunakan bantuan software PLS (Partial Least Square). Structural Equation Modeling (SEM) banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu dan dikembangkan sebagai jalan keluar dalam berbagai kesulitan yang terjadi dalam analisis multivariat. Latan dan Ghozali (2015) mengatakan bahwa model persamaaan struktural (Structural Equation Modeling) adalah teknik analisis multivariat generasi kedua yang menggabungkan analisis faktor dan jalur sehingga memungkinkan bagi peneliti untuk menguji serta mengestimasi secara simultan hubungan antara multiple exogeneus dan endogeneus dengan banyak indikator.

HASIL ANALISIS DATA

Berikut diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh manajemen rantai pasok terhadap kinerja yang dimediasi oleh keunggulan bersaing. Data yang digunakan merupakan data primer hasil kuesioner yang disebarkan kepada 100 orang responden yang kesemuanya adalah pelaku usaha UMKM di Kabupaten Bantul.

Evaluasi Measurement (Outer) Model

Seperti telah dituliskan di atas bahwa Outer model adalah untuk melihat apakah indikator yang dipergunakan dalam penelitian valid dan reliabel atau tidak..

Uji Validitas

Setiap indikator harus mampu membentuk konstruk yang dituju dengan valid. Oleh karena itu dilakukan uji validitas. Adapun outputnya adalah sebagai berikut:

Pembahasan

 

Berdasarkan analisis penelitian dinyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung manajemen rantai pasok terhadap keunggulan bersaing. Dengan demikian, praktik-praktik manajemen rantai pasokan memiliki pengaruh terhadap keunggulan kompetitif melalui strategi pemilihan pemasok, hubungan dengan pelanggan, dan pertukaran informasi. Studi-studi terdahulu mengindikasikan bahwa berbagai dimensi dalam praktik-praktik manajemen rantai pasokan seperti kemitraan strategi pemasok memiliki pengaruh terhadap beberapa aspek keunggulan kompetitif seperti tingkat harga. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tingginya kegiatan manajemen rantai pasok akan menyebabkan semakin tingginya keunggulan bersaing dari usaha usaha UMKM tersebut. Dengan demikian, agar organisasi mampu bersaing dan memiliki kinerja organisasi yang baik maka dapat didukung dengan mengimplementasikan manajemen rantai pasok. Dengan menerapkan manajemen rantai pasok yang baik, perusahaan akan meningkatkan keunggulan bersaing (Regina dan Devie, 2015). Juga dengan mengelola manajemen rantai pasok secara efektif akan berpotensi dalam mempertahankan keunggulan bersaing perusahaan (Li et al, 2006) dan kemudian penelitian Li et al (2006) juga menunjukkan bahwa manajemen rantai pasok dapat menciptakan keunggulan bersaing.

 

Hasil pengujian hipotesis dua menunjukkan bahwa manajemen rantai pasok secara langsung berpengaruh terhadap kinerja, yang berarti makin baiknya implementasi dari penerapan manajemen rantai pasok akan meningkatkan terhadap kinerja usaha UMKM baik dari kinerja keuangan, kinerja operasional, dan kinerja pasar. Dengan demikian, praktik manajemen rantai pasok memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja. Manajemen rantai pasok berpengaruh pada kinerja perusahaan (Karimi dan Mahmoud, 2014). manajemen rantai pasok sangat penting dan memengaruhi kinerja perusahaan (Andiyanto dan Miyasto, 2017) Manajemen rantai pasok berpengaruh pada performance usaha, tapi menggunakan item yang beda yaitu, bahan, keuangan dan pengetahuan. Dengan penerapan manajemen rantai pasok, perusahaan akan mampu untuk meningkatkan kinerjanya dalam hal operasi dan finansialnya (Regina dan Devie, 2015). Dan diperkuat penelitian dari Li et al (2006) yang menunjukkan bahwa manajemen rantai pasok dapat meningkatkan kinerja usaha.

 

Pada pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh signifikan terhadap kinerja, pengaruh yang ditunjukkan oleh keunggulan bersaing terhadap kinerja adalah positif, sehingga makin tingginya keunggulan bersaing akan menyebabkan kinerjanya meningkat. Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja diperlukan tingkat keunggulan bersaing tinggi, sedangkan apabila keunggulan bersaing tidak setuju maka akan terjadi penurunan kinerja pada rumah makan tersebut. Keunggulan bersaing juga bertujuan untuk mencapai tujuan yang ditargetkan bagi kinerja perusahaan (Regina dan Devie, 2015). Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang berkaitan dengan keunggulan bersaing dan kinerja yang dilakukan oleh Regina dan Devie (2015) yang membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara Manajemen rantai pasok terhadap kinerja. Dan penelitian dari Anatan (2010) yang menyimpulkan bahwa praktik-praktik manajemen rantai pasokan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja. Dan sejalan dengan penelitian Chaghooshi et al (2015) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara keunggulan bersaing terhadap kinerja usaha.

 

Dan kemudian pada pengujian hipotesis empat menunjukkan bahwa manajemen rantai pasok mempunyai pengaruh terhadap kinerja dengan keunggulan bersaing sebagai variabel intervening. Adanya pengaruh tidak langsung ini menunjukkan terdapatnya kontribusi yang signifikan dari keunggulan bersaing karyawan dalam pekerjaannya. Kontribusi yang diberikan adalah positif, dengan demikian semakin tingginya keunggulan bersaing ini akan meningkatkan kinerja. Dan ini diperkuat dengan hasil penelitian Yongki (2015) yang menunjukkan bahwa pengaruh manajemen rantai pasok berpengaruh lebih besar jika melalui keunggulan bersaing atau secara tidak langsung terhadap kinerja perusahaan. Li et al (2006) membuktikan secara empiris bahwa penerapan manajemen rantai pasok secara langsung memengaruhi kinerja perusahaan dan dimediasi oleh keunggulan bersaing.

 

 

Kesimpulan 

 

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

 

  1. Manajemen rantai pasok berpengaruh positif dan signifikan pada keunggulan bersaing pada usaha UMKM di Kabupaten Bantul.
  2. Manajemen rantai pasok berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja usaha UMKM di Kabupaten Bantul.
  3. Keunggulan bersaing berpengaruh positif signifikan pada kinerja usaha UMKM di Kabupaten Bantul.
  4. Manajemen rantai pasok berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja melewati keunggulan bersaing pada usaha UMKM di Kabupaten Bantul.

 

Saran 

Bagi UMKM sebaiknya melakukan kerja sama yang baik dengan pemasok bahan baku agar dalam menjalankan usahanya selalu mendapatkan suplai dengan lancar dan tidak kesulitan dalam mendapatkannya, sehingga tidak mengganggu jalannya produksi usaha.

Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukannya pada usaha UMKM yang lain, hal ini dikarenakan adanya perbedaan pada objek penelitian dapat berpengaruh pada hasil penelitian, sehingga akan memperkaya hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai acuan penelitian.

 DAFTAR PUSTAKA

Amabile, Teresa, M dkk., (1996), Assessing The Work Environment for Creativity, Academy of Management Journal, 39(5) : 1554-1184

Anatan, Lina. (2010). Pengaruh Implementasi Praktik-praktik Manajemen Rantai Pasokan terhadap Kinerja Rantai Pasok dan Keunggulan Bersaing. Universitas Kristen Maranata Bandung. Karisma Vol. 4(2): 106-117.

Andiyanto, F., & Miyasto, S. S. (2017). Analisis Pengaruh Orientasi Pasar Dan Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Bisnis (Studi Empiris Pada Industri Pakaian Jadi Skala Kecil dan Menengah di Kabupaten Kudus) Frenky. 1--20. 

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta 

Chaghoosi, Ahmad Jafarnejad, Taher Roshandel Arbatani, Babak Samadi. (2015). The Effect of Supply Chain Management Processes on Competitive Advantage and Organizational Performance (Case Study: Food Industries based in West Azerbaijan Province). Global Journal of Management Studies and Research, 2(3), pages: 152-157. 

Carton, Robert B. (2004). Measuring Organizational Performance: An Explanatory Study. S Dissertation Submitted To The Graduate Faculty Of The University Of Georgania In Partial. 

Chopra, Sunil; Meindl, Peter. (2004). Supply Chain Management: Strategy, Planning,and Operations. 2nd edition. Prentice-Hall, New Jersey. 

Eko, Indrajit Richardus dan Richardus Djokopranoto. (2002). Konsep Manajemen Supply Chain Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Yogyakarta: Universitas Diponegoro 

Ghozali, I. & Fuad. (2008). Structural Equation Modeling. Semarang: Universitas. Diponegoro 

Heizer, Jay dan Barry Render, (2015), Manajemen Operasi. Edisi 11. Jakarta : Salemba Empat. 

Ilmiyati, Apriliana dan Munjiati Munawarah. (2016). Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Keunggulan bersaing dan Kinerja Perusahaan (Studi pada Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Bantul). Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Vol 7, No 2. 

Indrajit, Eko dan Richardus Djokopranoto. (2002). Konsep Manajemen Supply Chain. Jakarta: PT Grasindo. 

Indriantoro N., Supomo S., (2002), Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Yogyakarta; Penerbit BPFE UGM 

Jahanshahi, A. A., Rezaie, M., Nawaser, K., Ranjbar, V., & Pitamber, B. K. (2012, June 6). Analyzing the Effect of Electronic Commerce on Organizational Performance : Evidence from Small and Medium Enterprises. African Journal of Business Management, 6(15 6. 

Karimi, Ebrahim, Mahmoud Rafiee. (2014). Analyzing the Impact of Supply Chain Management Practices on Organizational Performance through Competitive Priorities (Case Study: Iran Pumps Company). International Journal of Academic Research in Accounting, Finance, and Management Sciences, Vol 4, 1-15. 

Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia. 

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2003). Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Edisi ke- PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. 

_____,. (2006). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. 

Latan H., Ghozali I., (2015). Konsep, Teknik, Aplikasi Menggunakan Smart PLS 3.0 Untuk Penelitian Empiris. BP Undip. Semarang 

Li, Suhong, Bhanu Ragu-Nathan, T.S Ragu-Nathan, Subba Rao, S. (2006). "The Impact of Supply Chain Management Practices on Competitive Advantage and Organizational Performance". Omega 34, The International Journal of Management Science 107-124 

Maddeppungeng, Andi. (2017). Pengaruh Manajemen Rantai Pasok (MRP) pada Daya Saing dan Kinerja Perusahaan Jasa KonStruksi di DKI-Jakarta. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Jurnal Konstruksia, Vol 9 No 2. 

Porter, Michael E. (1993). Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta: Erlangga. 

Regina Suharto dan Devie. (2015). Analisis Pengaruh Supply Chain Management terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan. Business Accounting Review, Vol 1 No.2 Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra. 

Sekaran, Uma. (2011). Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. \ 

Sekaran, Uma dan Roger Bougie, (2017), Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan Pengembangan-Keahlian, Edisi 6, Buku 2, Jakarta: Salemba Empat. 

Simchi, David, (2003), Designing and Managing The Supply Chain, Mac Grawhill. 

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&B. Bandung: Alfabeta 

Wiyono G., (2011). Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & Smart PLS 2.0. Yogyakarta: Percetakan STIM YKPN 

Yamit, Zulian. (2011). Manajemen Produksi & Operasi (Edisi Pertama). Yogyakarta: Ekonisia. 

Yongki, Kristianto, Pratama (2015), Analisis Pengaruh Supply Chain Management terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur. Manajemen/Fakultas Bisnis dan Ekonomika. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Universitas Surabaya Vol. 4 No.2. 

Zulkarnain, Maulana, Ubud Salim, Sumiati. (2018). Effect Analysis of Supply Chain Management on Competitive advantage and Company Performance (Study At New Djombang Sugar Factory). South East Asia Journal of Contemporary Business, Economics and Law, Vol 15, Issue 5 (April) ISSN 2289-1560.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun