Hal tersebut masih dilaksanakan di Desa Alasmalang hingga sekarang, tetapi sayangnya tahun kemarin ritual adat ini ditiadakan, karena adanya wabah virus Covid-19 yang masih melanda. Demi alasan keamanan dan juga kesehatan maka ritual adat ini pun ditiadakan untuk sementara, sampai kondisi membaik.
Â
Makna dari tradisi kebo-keboan masih berhubungan dengan ajaran hindu-budha karena dalam kitab Purana tokoh Dewi Durga digambarkan sebagai sosok yang memiliki tangan delapan, tangan kanannya berjumlah 4 dan memegang cakra berapi, sara dan juga seekor kerbau. Tangan kirinya berjumlah 4 dan memegang sangkha, 2 pasa dan juga rambut asura, dimana tangan kanan tersebut melambangkan kebaikan atau dapat diartikan sebagai penguasa dari tanaman dan kesuburan, hal ini dilambangkan dengan seekor kerbau atau Sang hyang Naandhini. Tangan kiri sebagai lambang angkara murka, pembinasa asura dan penguasa berbagai penyakit menular. Oleh sebab itu kebo-keboan masih berkaitan erat dengan kerajaan Blambangan karena kerbau sebagai simbol kebaikan bagi rakyat lebih khususnya bidang pertanian.
Â
Adapun nilai-nilai dalam upacara Kebo-Keboan. Pertama nilai kebersamaan tercermin dari berkumpulnya sebagian besar anggota warga dalam sesuatu tempat, makan bersama serta doa bersama demi keselamatan bersama pula. Ini merupakan bentuk kebersamaan dalam hidup bersama di dalam lingkungannya( dalam makna luas). Oleh sebab itu, upacara ini memiliki pula nilai kebersamaan. Dalam perihal ini, kebersamaan selaku komunitas yang memiliki daerah, adat- istiadat serta budaya yang sama. Kedua, nilai ketelitian[14] tercermin dari proses upacara itu sendiri. Selaku sesuatu proses, upacara membutuhkan persiapan, baik saat sebelum upacara, pada dikala prosesi, ataupun sesudahnya. Persiapan- persiapan itu, tidak cuma menyangkut perlengkapan upacara, namun pula tempat, waktu, pemimpin, serta partisipan. Seluruhnya itu wajib dipersiapkan dengan baik serta seksama, sehingga upacara bisa berjalan dengan mudah. Buat itu, diperlukan ketelitian.
Â
Ketiga, nilai kegotong- royongan tercermin dari keterlibatan bermacam pihak dalam penyelenggaraan upacara. Mereka silih bantu demi terlaksananya upacara. Dalam perihal ini terdapat yang menolong mempersiapkan santapan serta minuman, jadi pemimpin upacara, serta lain sebagainya. Keempat, nilai religius tercermin dalam doa bersama yang diperuntukan kepada Tuhan supaya menemukan proteksi, keselataman serta kesejahteraan dalam menempuh kehidupan.
Â
- KESIMPULAN
Â
Dalam hal ini upacara kebo-keboan merupakan salah satu upacara yang sangat unik, dimana hewan kerbau yang biasanya di anggap tidak begitu penting dan hanya sekedar hewan yang membantu petani dalam mengolah sawah, namun dalam upacara ini kerbau di anggap hewan yang sakral dan penting karena jasanya dalam membantu petani mengolah sawah, karena kerbau pekerjaan petani menjadi lebih ringan dan mudah. Tidak hanya itu dalam upacara ini juga menggambarkan bahwa pekerjaan petani merupakan pekerjaan yang penting, melihat negara Indonesia merupakan negara agraris dimana petani adalah aspek yang paling berkontribusi, maka dalam upacara kebo-keboan ini adalah salah satu bentuk apresiasi atas kerja keras petani selama ini hingga membuahkan hasil yang melimpah. Selain itu upacara kebo-keboan merupakan salah satu cara agar kerukunan masyarakat dapat tercipta dan selalu erat, tidak hanya itu dalam upacara kebo-keboan juga salah satu kegiatan yang dapat mendekatkan diri kepada sang kuasa, karena upacara ini adalah perwujudtan dari rasa syukur atas nikmat yang Tuhan berikan kepada kita.
Â