"Tetapi?"
"Ketika kereta memasuki desa Mintaraga, anda dan seluruh penumpang gerbong No. III terseret ke alam penasaran arwah Lara. Perempuan yang dibunuh serdadu kolonial Gilingwesi sesudah diperkosa di dalam toilet."
"Kapan?"
"Dua abad silam, Tuan Palasara."
"Hei! Dari siapa kau tahu namaku?"
"Hanya perempuan tolol yang tidak tahu siapa nama Tuan."
Palasara terdiam. Namun pandangan matanya yang mengantarkan kepergian Dini dari gerbong No. III itu terbaca, kalau Palasara berhasrat menyuntingnya. Perempuan yang bakal mengerami benih cintanya di dalam gua rahim. Tempat anak-anaknya bakal dilahirkan. Berhak atas matahari yang diberikan cuma-cuma oleh musim panas dan direbut dari genggaman musim dingin.
-Sri Wintala Achmad-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI