dari kedua kubu berkaparan di tanah beraroma amis.
Darah menyembur dari dada dan lambung yang bocor,
kepala-kepala yang terlepas dari raga,
serupa kelapa-kelapa berjauhan dari pohonnya.
Â
Duduk di punggung gajah, Wanabaya
memegang erat-erat batang tombak Baruklinting.
Menerjang barisan pasukan Mataram,
bagai Dewa Yama, sang pencabut nyawa.
Â
Mengetahui prajuritnya menjadi tumbal perang,