Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Istriku adalah Anugerah Terindah

27 Mei 2024   15:04 Diperbarui: 27 Mei 2024   16:26 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Fahna segera memejamkan matanya dengan detak jantung yang semakin berdegup kencang karena ketegangan yang semakin memuncak menanti kejutan apa yang akan diberikan oleh suaminya. Ketika Fahna telah menutup mata, dengan perlahan Fahad mengeluarkan sebuah kotak persegi yang telah dibungkus sangat rapi dengan pita merah berbentuk simbol cinta. Fahad lalu meletakkan kotak persegi itu di atas meja di hadapan Fahna. lalu Fahad berkata kepada istrinya:

   "Sayangku. Sekarang engkau sudah bisa membuka matamu."

   Perlahan Fahna mulai membuka matanya kembali dan alangkah terkejutnya ketika mendapati ada sebuah kotak persegi yang dibungkus dengan sangat rapi dengan sebuah simbol cinta dari pita berada di atas meja. Dengan perasaan bingung, Fahna lalu menatap suaminya dan bertanya:

   "Ini kotak apa sayangku yang berada di atas meja?"

   "Aku tidak tahu sayangku. Jika engkau ingin mengetahui isinya, maka bukalah kotak itu," ujar Fahad tanpa memberi tahu isi yang ada di dalamnya.

   Dengan perlahan Fahna mulai memegang kotak persegi yang berada di atas meja, lalu dengan rasa penasaran yang semakin membuncah, Fahna mulai membuka terlebih dahulu ikatan pita dengan simbol cinta. Setelah ikatan terbuka, barulah Fahna membuka kertas yang membungkus kotak persegi misterius ini. Setelah semua lapisan pembungku telah terbuka, barulah terlihat sebuah kotak persegi berwarna hitam dengan kombinasi warna kuning keemasan yang terbuat dari bulu-bulu yang sangat halus saat disentuh. Dengan tangan yang mulai gemetar serta jantung yang berdegup semakin kencang, Fahna mulai membuka kotak persegi itu dengan perlahan seolah sesuatu yang ada di dalamnya dapat meledak kapan saja. Ketika akhirnya kotak persegi itu terbuka, maka nampaklah isi yang ada di dalamnya. Reaksi Fahna bagaikan seorang yang menemukan harta karun tersembunyi dan seakan semua ini hanyalah mimpi di sigan bolong. Mata Fahna seakan tak berkedip sedetik pun ketika memandang sesuatu yang berkilau di dalam kotak persegi. Ditambah lagi dengan dunia Fahna yang seakan jungkir balik dengan semua yang terjadi secara bersamaan malam ini. Dengan suara bergetar Fahna berkata kepada suaminya:

   "Ya Allah sayangku. Engkau memberiku sebuah hadiah berupa kalung emas dengan simbol cinta di ujungnya pada hari ulang tahunku?"

   "Iya sayangku juga cintaku Fahna," jawab Fahad sambil memeluk istrinya. "Aku sengaja membelikan kalung ini khusus untuk dirimu sayangku, karena aku yakin, engkau pasti terlihat sangat cantik ketika mengenakannya."

   "Aku tidak tahu harus berkata apa malam ini setelah semua yang telah engkau berikan kepadaku sayangku. Sungguh, aku masih tidak percaya dengan semua kejutan ini, seolah ini semua hanyalah mimpi yang akan hilang dengan sendirinya ketika bangun tidur." Terdengar suara isak tangis bahagia Fahna.

   "Akulah yang harusnya berterima kasih banyak kepada engkau sayangku. Engkau telah memberiku kebahagiaan hidup yang belum pernah aku rasakan selama ini, menjadi seorang ibu yang luar biasa bagi kedua buah hati kita, merawat serta menjaga rumah saat aku tidak berada di rumah, serta engkau tidak melupakan kewajiban melayani suami dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu, aku sebagai suami ingin memberikan sesuatu yang begitu spesial untukmu sebagai ungkapan rasa sayangku juga cintaku kepadamu, serta rasa terima kasihku yang tulus kepadamu karena telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku baik dikala susah maupun senang."

   "Sungguh beruntungnya aku memiliki seorang suami seperti dirimu sayangku. Aku akan selalu berada di sisimu apa pun keadaannya. Cintaku kepadamu tidak akan pernah luntur dimakan oleh waktu. Jadilah engkau imam yang baik agar dapat selalu membimbing diriku juga kedua buah hati kita sayangku." Fahna semakin membenamkan wajahnya dalam pelukan suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun