Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Istriku adalah Anugerah Terindah

27 Mei 2024   15:04 Diperbarui: 27 Mei 2024   16:26 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Fahna segera menyalakan lampu ruang tamu karena didorong oleh rasa penasaran. Setelah lampu ruang tamu menyala, apa yang Fahna lihat benar-benar di luar dugaannya selama ini.  Fahna akhirnya mendapati jika suaminya, Faiza dan Farhana sedang duduk dengan wajah berseri-seri di salah satu kursi yang telah digeser ke sudut ruang tamu. Tidak cukup sampai di situ, Fahna juga melihat ada sebuah roti ulang tahun dengan motif cinta di atas meja ruang tamu dengan nyala api dari lilin di atasnya. Ditambah dengan piring-piring kecil juga sebuah pisau untuk memotong roti.

   Ketika Fahna mengetahui kejutan apa yang telah disiapkan oleh suami beserta kedua gadis kecilnya yang terlihat cantik dengan senyum bahagia di wajahnya. Saat itu juga hati Fahna langsung berbunga-bunga dan tanpa bisa dibendung lagi air mata kebahagiaan turun membasahi pipi Fahna. Fahad segera bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan menghampiri Fahna dan memeluknya dengan erat sambil berkata:

   "Maafkan aku sayangku, karena tidak memberi tahu terlebih dahulu mengenai kejutan kecil ini. Dan juga telah membuatmu merasa khawatir dengan kejadian malam ini."

   "Tidak apa-apa sayangku dan semua ini merupakan kejutan yang sungguh luar biasa. Sampai-sampai aku hampir tidak mempercayainya ketika melihatnya," kata Fahna sambil berurai air mata serta bersandar di dada suaminya.

   Fahad lalu menggandeng tangan Fahna untuk meniup lilin yang berada di atas roti ulang tahun, lalu dilanjutkan dengan memotongnya untuk dibagikan kepada semuanya. Dengan hitungan mundur tiga, dua, satu akhirnya Fahna meniup lilin hingga padam dengan diiringi tepuk tangan meriah dari Fahad, Faiza, juga Farhana. Setelah api lilin padam, barulah Fahna mengambil pisau dan mulai memotong roti ulang tahunnya. Untuk irisan roti yang pertama, Fahna memberikannya kepada Faiza, lalu berikutnya kepada Farhana, dan yang terakhir kepada suami tercinta. Tangis bahagia Fahna akhirnya pecah ketika menikmati momen-momen kebersamaan serta kebahagiaan bersama keluarga kecil yang begitu ia cintai.

   "Sayangku Fahna," kata Fahad kepada istrinya, "aku masih mempunyai satu lagi kejutan yang begitu spesial untukmu malam ini." Wajah Fahad kembali berseri-seri menikmati momen bahagia seperti malam ini.

   "Sayangku. Kejutan apa lagi yang sudah engkau persiapkan untukku?" jawab Fahna dengan senyum menawan yang akan selalu Fahad rindukan hingga akhir hayat.

   "Karena ini begitu spesial, maka ada syaratnya untuk bisa mengetahuinya," kata Fahad dengan mengedipkan sebelah mata menggoda istrinya.

   "Kalau boleh tahu apa syaratnya sayangku? Cepat beri tahu dan jangan buat istrimu ini semakin penasaran."

   "Syaratnya cukup sederhana sayangku. Engkau hanya perlu pejamkan mata sejenak."

   "Baiklah sayangku, aku akan pejamkan mata sekarang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun