Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Hutan Terlarang

2 Februari 2024   10:59 Diperbarui: 2 Februari 2024   21:19 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Setelah melihat batu-batuan hitam yang mencuat dari dalam tanah, Andy lalu berjalan menuju ke sebuah patung batu hitam dengan bentuk separuh badan orang dewasa yang berada tepat di tengah area tanah terbuka. Dengan santainya Andy menyapukan tangannya ke patung batu itu. Saat tangan kanannya mengusap wajah patung batu itulah, Andy merasakan ada sesuatu yang sedang menjalar ke sekujur tubuhnya. Tanpa sadar Andy mulai berjalan mundur dengan goyah seakan kehilangan keseimbangan, dan pada saat yang sama pandangan mata Andy masih terus tertuju ke wajah patung batu itu seakan jiwanya telah diambil dan terkunci ke dalam patung batu hitam itu.

   "Andy ayo cepat kembali ke sini! Kita tinggalkan tempat ini sebelum senja tiba," pinta Susan dari tepian tanah terbuka.

   Ketika Andy mendengar ajakan Susan, ia ingin segera berjalan kembali ke tempat Susan berada, akan tetapi, tubuhnya seakan tidak mau meninggalkan area tanah terbuka itu. Pada saat itulah Susan baru menyadari jika ada yang salah dengan prilaku Andy. Tanpa berpikir panjang Susan langsung berjalan ke area tengah tanah terbuka untuk menghampiri Andy. Setelah tiba di tempat Andy, Susan langsung menarik tangan Andy untuk segera menjauh dari area tanah terbuka itu. Saat berjalan menuju ke area tepian tanah terbuka itulah, Susan seperti mendengar suara gemerisik dari balik rimbunan pohon yang mengelilingi area tanah terbuka ini. Seketika Susan menghentikan langkahnya dan pandangannya terfokus ke depan tempat di mana suara gemerisik itu sepertinya berasal.

   "Aku baru saja seperti mendengar suara gemerisik dari balik rimbunan pohon yang ada di depan sana," kata Andy seolah baru tersadar dari sesuatu yang tadi sempat menjalari tubuhnya.

   "Iya, aku juga mendengarnya. Seperti ada sesuatu yang sedang mengawasi kita saat ini," jawab Susan dengan perasaan takut yang mulai berkecamuk di dalam dirinya.

   "Hei, siapa pun yang berada di balik rimbunan pohon, keluarlah dan tunjukkan dirimu! Jangan hanya bersembunyi seperti seorang penakut," teriak Andy dengan suara lantang seolah menantang.

   "Andy kenapa engkau bicara seperti itu?" kata Susan dengan suara pelan, "kita tidak tahu apa atau siapa yang berada di balik rimbunan pohon itu. Bisa jadi itu hanya salah satu hewan yang sedang melintas untuk mencari makan."

   "Sudahlah Susan. Siapa tahu, dengan cara seperti ini akan membuat siapa pun itu akan mau untuk menampakkan dirinya," jawab Andy dengan rasa percaya diri seperti biasanya.

   Beberapa menit telah berlalu dan tidak terdengar lagi suara gemerisik dari balik rimbunan pohon, dan seketika suasana hutan kembali menjadi sunyi seperti sediakala. Situasi ini malah membuat Susan merasa lebih takut serta tidak nyaman dengan semua ini. Sementara itu, Andy terus menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri guna mencari sesuatu yang terlihat mencurigakan atau suara yang terdengar oleh telinganya. Akan tetapi, sampai sejauh ini tidak ada apa pun yang terlihat bergerak dan suasana sunyi yang mencekam ini sepertinya akan berlangsung selamanya. Tiba-tiba dari balik rimbunan pohon nampaklah sesosok pria bertopeng dengan baju serba hitam yang dikenakannya berdiri tepat di tepian dari tanah terbuka sambil mengawasi Susan dan Andy yang tengah berdiri di tengah-tengahnya.

   Susan merasa begitu terkejut saat pertama kali melihat kemunculan sosok pria yang mengenakan pakaian serba hitam dengan topeng yang menutupi wajahnya berdiri diam di tepian tanah terbuka. Andy juga tidak kalah terkejutnya saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Hilang sudah sifat arogan yang sebelumnya Andy tunjukkan dengan penuh percaya diri. Kini, Susan dan Andy hanya berdiri diam tanpa bisa berkata sepatah kata pun karena rasa terkejut dan juga bercampur dengan ketakutan. Tiba-tiba dari balik rimbunan pohon muncullah orang-orang yang berpakaian serba hitam dengan mengenakan topeng yang identik dengan sosok pria yang telah lebih dulu menampakkan diri. Dan sosok itu kini sedang berdiri diam bagaikan sebuah patung agung Sphinx.

   Susan mulai merasa panik dengan situasi yang tengah dihadapi saat ini, dan Susan juga merasakan adanya aura bahaya yang mengintai dari sekelompok pria bertopeng yang sedang mengawasi mereka dari area tepian tanah terbuka. Susan menoleh kepada Andy dan mendapati wajah sahabatnya mulai dipenuhi dengan bintik-bintik kecil keringat dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun