Kedua sahabat itu memutuskan untuk berhenti sejenak sambil beristirahat menikmati roti isi beserta air putih yang mereka bawa sejak dari rumah. Setelah puas menikmati makanan ringan, Andy menoleh kepada Susan untuk menyampaikan sebuah ide gila yang ada di kepalanya.
  "Susan, aku mempunyai sebuah ide menarik yang ingin aku sampaikan kepadamu," kata Andy dengan penuh semangat.
  "Oh iya!" jawab Susan juga dengan penasaran. "Ide menarik apa yang kamu punya Andy, coba beri tahu aku?" pinta Susan dengan seulas senyum cantiknya.
  "Jika kita mengikuti tanda yang tertera di anak panah itu," kata Andy mulai menjelaskan, "maka kita hanya akan mengikuti jalan yang sudah sering dilalui oleh orang lain. Aku ingin mencoba rute jalan yang mungkin masih jarang dilalui oleh orang lain. Bagaimana kalau kita mencoba jalan hutan yang berlawanan dengan tanda dari anak panah itu?" tanya Andy pada akhirnya.
  "Kelihatannya menarik juga ide kamu Andy," jawab Susan spontan tanpa pikir panjang. "Aku setuju denganmu. Dan untuk mempersingkat waktu, mari kita lanjutkan perjalanan ini," pinta Susan dengan penuh semangat.
  Akhirnya, Susan dan Andy kembali melanjutkan perjalanan menyusuri jalan kecil yang tampaknya sampai sejauh ini belum banyak orang yang melaluinya. Dan benar saja, jalan itu lebih menantang serta memacu adrenalin mererka berdua. Sepanjang perjalanan, di kiri-kanan mereka dipenuhi dengan tanaman rambat yang tumbuh subur hingga hampir menutupi jalan. Dan sejauh mata memandang, terlihat deretan pohon-pohon tua yang tumbuh menjulang tinggi ke atas serta saling berdempetan hingga seperti membentuk sebuah kanopi alam bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Setelah kurang lebih dua jam menyusuri jalan hutan yang asing ini, akhirnya Susan dan Andy tiba di depan sebuah jalan setapak yang dipahat dari batu. Jalan setapak ini terlihat menempel pada sebuah lereng bukit berbatu dan terus menanjak ke atas. Jalan setapak ini terlihat sangat berbahaya karena tidak memiliki pembatas di sampingnya dan langsung berbatasan dengan jurang yang sangat dalam. Sedikit kesalahan kecil saat melewatinya, maka nyawa yang menjadi taruhannya.
  Andy dan Susan berhenti sejenak untuk mengatur napas sambil menikmati pemandangan alam liar yang terbentang di hadapan mereka. Di kejauhan terlihat awan hitam pekat yang bergulung-gulung dengan sesekali kilatan petir menyambar keluar dari balik awan. Setelah beristirahat sejenak, Susan dan Andy mulai berjalan perlahan mendaki jalan setapak dengan sangat hati-hati. Perjalanan ini benar-benar membuat jantung Susan berdegup kencang dan napasnya kembali tak beraturan. Setelah memacu adrenalin dan bertaruh nyawa, akhirnya mereka tiba di ujung jalan setapak yang berada di atas sebuah puncak bukit. Susan dan Andy melihat keadaan sekitar yang ternyata begitu sunyi dan sepi, sejauh mata memandang hanya ada padang rumput bercampur dengan hutan. Situasi ini membuat Susan dan Andy seolah berada di tempat yang asing, terpencil, juga sedikit memancarkan aura misteri.
  Susan dan Andy kembali melanjutkan perjalanan dengan berjalan menyeberangi padang rumput setinggi orang dewasa. Setelah berhasil melalui padang rumput, kini mereka kembali memasuki hutan yang di beberapa tempat terlihat diselimuti dengan kegelapan. Ketika tengah berada di dalam hutan sambil berjalan, Susan tanpa sengaja melihat seperti ada sebuah tanah terbuka di depan mereka. Karena didorong oleh rasa penasaran, Susan dan Andy akhirnya memutuskan untuk berjalan menuju ke tanah terbuka tersebut. Ketika mereka telah sampai di tepian tanah terbuka. Nampaklah apa yang ada di tengah tanah terbuka itu. Terlihat beberapa batu hitam dengan tinggi sekitar dua meter mencuat dari dalam tanah. Posisi dari batu-batu itu tidak beraturan dan seakan batu-batu itu muncul dari dalam tanah karena tertarik oleh suatu daya yang sangat kuat. Namun, ada sebuah benda yang berada tepat di tengah tanah terbuka yang begitu menarik perhatian Andy dan Susan.
  Benda itu mirip sebuah patung yang juga terbuat dari batu hitam dengan bentuk separuh badan orang dewasa, dan patung batu hitam itu memiliki wajah yang sangat menyeramkan. Tidak cukup sampai di situ, tanah terbuka yang terbentang di hadapan mereka juga memiliki keanehan. Tidak terlihat satu pun rerumputan yang tumbuh di atas tanah terbuka yang berbentuk lingkaran sempurna. Seakan tanaman apa pun enggan atau tidak bisa tumbuh jika berada di dalam area tanah terbuka itu. Fenomena yang ada di hadapan mereka ini sungguh aneh dan juga tidak masuk di akal pikir Susan dan Andy dalam hati.
  "Andy," terdengar suara Susan berkata, "tempat apakah ini menurutmu?"
  "Aku tidak tahu Susan. Mungkin ini hanya sebuah tanah terbuka biasa yang berada di atas bukit dan sedikit terpencil, serta jauh dari jangkauan manusia."