Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Hutan Terlarang

2 Februari 2024   10:59 Diperbarui: 2 Februari 2024   21:19 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat itulah telinga Susan mendengar beberapa langkah kaki berjalan mendekat ke tempat ia tengah sekarat menanti ajal. Dalam waktu singkat, beberapa pria bertopeng telah berhasil menemukan tubuh Susan dan kini berdiri mengelilinginya.

Susan mengetahui jika sekelompok pria bertopeng itu telah menemukan dirinya dan kini sedang mengawasi dari balik topeng yang menutupi wajahnya. Dengan pandangan yang semakin lama semakin kabur dikarenakan kehilangan banyak darah dan juga kelelahan. Susan sempat berkata dengan suara pelan dan bergetar:

"Tolong ampuni aku ... Tolong ampuni aku ..."

Akhirnya, sang pemimpin kelompok pemburu itu muncul dari belakang dan langsung berdiri di atas tubuh Susan. Tersembunyi di balik topeng yang menyeramkan, pria itu mengawasi tubuh susan dengan dingin dan tanpa perasaan. Sang pemimpin segera berjongkok di samping kepala Susan, lalu tangan kiri sang pemimpin mulai mengangkat kepala Susan dengan perlahan. 

Susan masih bisa merasakan kepalanya mulai terangkat dari tanah. Tiba-tiba sesuatu yang Susan takutkan selama ini akhirnya benar-benar terjadi. Dengan perlahan tangan kanan sang pemimpin mengeluarkan sebuah belati tajam dari sarungnya, lalu dengan dingin dan tanpa belas kasihan menggorok leher Susan hingga putus dan terpisah dari tubuhnya. 

Mata Susan sempat terbelalak manakala besi tajam itu mulai mengiris lehernya yang segera diikuti dengan tubuhnya yang mulai mengejang hebat hingga akhirnya berhenti untuk selamanya. 

Setelah kejadian singkat itu, sang pemimpin menyuruh beberapa anak buahnya untuk membawa kepala beserta tubuh Susan yang sudah tidak bernyawa ke suatu tempat. Dalam hening dan dinginnya malam, sekelompok pria bertopeng itu pergi begitu saja meninggalkan tempat di mana baru saja terjadi pembunuhan sadis seolah hal itu tidak pernah terjadi.

*** 

Semua kejadian berdarah ini bermula ketika dua orang sahabat sedang melakukan perjalanan untuk menjelajah sambil berkemah menikmati alam bebas di tengah hutan belantara. Pada awalnya semua berjalan sesuai rencana. Susan bersama sahabatnya Andy terlihat begitu bersemangat menikmati suasana hutan yang sampai sejauh ini masih jarang dijamah orang. 

Jalan tanah yang dilalui Susan bersama Andy diapit oleh pohon-pohon raksasa yang sudah berusia ratusan tahun serta tumbuh tinggi menjulang ke atas. Selama perjalanan menjelajah hutan belantara terdengar suara burung yang saling bersahut-sahutan. Tidak terasa jalan kecil yang membelah hutan belantara ini akhirnya tiba di sebuah persimpangan. 

Di depan ada sebuah tanda berupa anak panah untuk selalu mengikuti jalur yang telah ditetapkan. Susan dan Andy melihat tanda anak panah itu, akan tetapi di kepala Andy muncul sebuah ide baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun