Sukar Bin Fulan.Â
 Wafat, Sabtu Malam Menjelang Subuh Tahun 1995
Disamping bunga itu, disimpannya secarik kertas yang dihiasi gambar kunang-kunang bertuliskan:
Sukar yang Malang, Hatimu langit subuh dipedesaan. Dingin dan menenangkan.Â
Sukar yang Malang, Matimu adalah alasan mengapa aku kini menjadi kunang-kunang yang tidak lagi bercahaya.
Sukar yang Malang, hidupmu abadi dalam diriku. Meski bukan sebagai cahaya yang kau janjikan hari itu. kau abadi sebagai nama yang akan menjadi sejarah dalam puisi-puisi yang kutulis dalam buku Bernama kesedihan.
Sukar yang malang, Terimakasih utnuk pengorbananmu malam itu, yang menyelamatkanku dari ancaman anak buah Mami yang kejam.Â
Sukar, Kematianmu menyelamatkanku untuk tidak lagi menjadi pelacur, bukan hanya dihadapanmu. Tetapi dihadapan -NYA.Â
Sukar, Pencopet yang dicap Sampah Masyarakat. Cintamu mencerahkan, sebagaimana janjimu yang akan menjadi cahaya bagi kunang-kunangmu yang hina.
Terimakasih, Sukar. Tepat 28 Tahun yang lalu. Setelah kematianmu yang mengenaskan itu. aku memutuskan untuk tidak pernah menikah. Tunggu aku di tempatmu.
Bukit Mati, 2023Â