"Lu makan aja dah. Gausah kasih tip segala. Mending duitnya kasih ke orang tidak mampu. Yang gak bisa makan biar mereka bisa beli makanan ke warung gue."
"Kenapa gak kasih langsung aja Koh makanannya ke mereka."
"Kalau Gue kasih langsung, gue rugi besar tong. Gue gak dapat cuan sama sekali"
Sukar tertawa, memang jiwa bisnis Koh Lim tidak pernah luntur walau usianya sudah tidak lagi muda.
 "Biasanya kau selalu menghabiskan makanan di tempat ini. Kenapa malam ini kau begitu terlihat tidak bersemangat.?" Sukar bertanya di tengah-tengah kunyahan giginya terhadap nasi yang dia makan.
"Aku ingin mengatakan sesuatu." Ucap Kekasihnya sembari memainkan sendok dan Garpu di piringnya.
"Sebenarnya, aku sudah beberapa kali....." Ucap Kekasihnya terhenti dan ragu.
Sukar menghentikan makannya. Terlihat serius menatap kekasih dihadapannya.
"Aku sudah beberapa kali berbohong padamu. Setiap kali aku bertemu kamu aku meminta izin pada Mami. Aku selalu kabur darinya hanya untuk bertemu kamu."
Sukar hampir tertawa mendengar itu. Namun dia tahan, hanya sedikit senyum yang keluar dari mulutnya. "Aku kira apa." Sukar melanjutkan makannya.
"Aku takut. Anak buah Mami melakukan hal yang tidak-tidak.."