Suatu waktu, di ruang tamu milik Juni
Cinta terbaring memandang langit rumah tanpa tertawa yang meria
Sesekali menatap pojok ruang dengan tempat duduk yang masi tertata rapi.
Tentang jejak dan patah hati
Suatu waktu, di halaman rumah, Juli terliha dari sudut pagar miliknya.
Ia telah tibah dengan kenangan yang sempat menyita waktu
Ia masuk ke dalam rumah, dan sempat memberikan senyum yang sedikit meria
Tentang jejak dan patah hati
Suatu pagi, anak-anak bermain benderah dengan meria
Mereka telah merayakan kedatangan Agustus yang merdeka
Dari atas lantai dua, tepat dipojok, cinta menatap kemerdekan tanpah sedikit semangat dari lesung pipi serupah Mahinya di Hatuhaha