Semua hasil bangunan ini digunakan sebagai upacara pengubaran atau acara keagamaan yang lainnya. Ini membuktikan bahwa pada zaman megalitikum, manusia purba mulai mementingkan kepercayaan juga dan meminta lebih lagi untuk perlindungan dari nenek moyang (Rosfenti, 2020). Kepercayaan animisme dan dinamisme ini berkembang secara pesat dan meluas sampai pada zaman logam.Â
Pada zaman logam, upacara-upacara penguburan menjadi lebih mewah dan dan lebih rumit. Benda yang digunakan juga menjadi lebih indah daripada pada zaman megalitikum. Zaman logam dipisah menjadi dua; zaman perunggu dan zaman besi. Pada zaman perunggu, sebagian besar benda terbuat dari perunggu, sedangkan pada zaman besi sebagian besar benda terbuat dari besi. Hasil-hasil karya pada zaman logam dianggap lebih efektif dan maju daripada hasil-hasil karya dari zaman-zaman sebelumnya.Â
Contoh peninggalan dari zaman logam yang digunakan untuk upacara keagamaan dan kegiatan sehari-hari adalah seperti nekara perunggu, kapak corong/kapak sepatu, dan bejana logam. Konsep kepercayaan dinamisme dan animisme pada zaman logam tetap sama dengan zaman megalitikum. Namun pada zaman logam, kepercayaan animisme lebih dipercayai orang-orang daripada kepercayaan dinamisme. Karena pada masa megalitikum, terbangun lebih banyak tempat pemujaan dan penghormatan terhadap nenek moyang daripada patung-patung dinamisme (Rosfenti, 2020). Kepercayaan animisme ini berlanjut dan berkembang sampai pada zaman sekarang.Â
Di zaman sekarang, kepercayaan dan agama sekarang memiliki banyak jenisnya. Kepercayaan sekarang tidak bercabang menjadi dua saja, dan kepercayaan dinamisme tidak seluas seperti dulu.
Dari zaman ke zaman, ada banyak agama atau kepercayaan yang berkembang. Salah satunya adalah agama Kristen, yang mengikuti pengajaran Kristus. Kekristenan bukan kepercayaan dinamisme atau animisme, melainkan kepercayaan monoteisme. Monoteisme adalah kepercayaan dimana seseorang hanya mempercayai bahwa ada satu tuhan yang memiliki kuasa penuh atas segala sesuatu (Kompas Cyber Media, 2022).
Karena kepercayaan dalam satu tuhan ini, menyembah hal-hal yang lain selain Tuhan dianggap sebagai sebuah dosa. Memiliki kepercayaan dinamisme atau animisme dianggap sebagai dosa hawa nafsu karena kepercayaan-kepercayaan tersebut hanya mengikuti apa yang manusia ingin atau hanya mengandalkan pengetahuan manusia sendiri.Â
Penyembahan berhala terjadi karena manusia yakin bahwa kepercayaan ini akan membantu mereka dan menyelamatkan mereka dari maut menurut pengetahuan mereka sendiri. Ini termasuk dengan dosa yang pertama yaitu dosa kesombongan. Orang-orang yang mengikuti kepercayaan-kepercayaan tersebut menjadi sombong dengan kebenarannya sendiri dan menyakiti hati Tuhan yang telah mengorbankan segala sesuatu agar manusia tetap bisa diselamatkan.Â
Pada Mazmur 115 ayat 4 sampai 8 berbunyi, "115:4 Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, u  buatan tangan manusia, v  115:5 mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, w  mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, 115:6 mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, 115:7 mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya. 115:8 Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya." (Kej 1:4 (TB) - Tampilan Daftar Ayat - Alkitab SABDA). Ini berarti bahwa orang-orang menyembah berhala tidak dapat melihat atau mendengar firman yang Tuhan ingin menyampaikan.Â
Orang-orang berhala sombong dengan keyakinannya dan pengetahuannya sendiri daripada mencari tahu tentang kebenaran yang sebenarnya akan menyelamatkan mereka. Menyembah berhala juga melarang 10 perintah Allah yang pertama yang berbunyi, "Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku". Sebab hanya Tuhan yang berkuasa atas kita dan dapat kita percayai dalam situasi apapun.Â
Sebagai orang kristen dan pengikut Kristus, kita harus menjauhi dan menjaga diri dari dosa-dosa seperti ini agar pertumbuhan kita dalam kerohanian tidak tersimpang, dan membiarkan Roh Kudus untuk mengarahkan kita ke jalan yang benar dan jujur.
Walaupun agama berarti tidak kacau, ini bukan berarti semua agama adalah kebenaran yang sejati. Ada beberapa agama yang memiliki keminatan yang jahat, ada juga beberapa agama yang hanya menyesatkan atau memberi pengajaran yang tidak terlalu tepat. Dari zaman ke zaman, manusia selalu berusaha untuk mencari kebenaran yang akan menyelamatkan mereka dari maut. Karena ini, mereka mulai memiliki kepercayaan seperti animisme dan dinamisme yang menurut mereka akan melindungi mereka dari roh-roh jahat dan membawa mereka ke surga setelah kematian.Â