Organisasi ini tidak memakai gelar tertentu untuk menjamin kesetaraan sesama manusia. Misalnya pembaca menduduki jabatan pemimpin ksatria maka gelarnya akan berubah menjadi Gusti Pangeran Adipati Haryo. Dan setiap kedudukan yang ia jabat ia akan memiliki gelar tambahan atau gelar yang berubah nama. Namun dalam MES tidak menerapkan gelar dan jabatan demi kesetaraan.
Selain itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut ada tiga potensi yang bisa dikembangkan oleh Masyarakat Ekonomi Syariah. Hal itu diungkapkannya dalam Musyawarah Nasional (Munas) Masyarakat Ekonomi Syariah ke-7 yang digelar Jumat (22/1/2021). Dikutip dari beim.co
Adapun penghormatan diberikan kepada mereka yang berilmu entah laki-laki dan perempuan mempunyai posisi yang lebih utama. Meski banyak orang berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan, namun sedikit dari mereka yang tertarik untuk  ilmu dalam pengajaran ala investor.
Sikap saya mengambil posisi lebih rendah dari posisi sebenarnya atau menahan diri untuk tidak merasa lebih tinggi pada saat saham hijau royo-royo.
Kesan NU yang baik akan meninggalkan ingatan investasi syariah yang baik dan hal ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk menirunya. Dengan membaca kebijaksanaan KH Maruf Amin mungkin kita tidak kehilangan kesejahteraan berbasis perekonomian syariah.
Kita harus masih bisa mencari celah bagaimana menghormati KH Maruf Amin yang lebih sepuh dan alim dan Presiden Jokowi dengan cara memayungi dengan cinta dan mendukung pembangunan Indonesia berbasis investasi. Dengan demikian hore hijau royo royo sebagai titik temu investor dan Nahdlatul Ulama di Indonesia bersatu padu.
Penulis : Abdurrofi Abdullah Azzam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H