Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Money

Hore Hijau Royo-royo sebagai Titik Temu Investor dan Nahdlatul Ulama

23 Januari 2021   14:19 Diperbarui: 23 Januari 2021   14:29 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ISHG mengalami penguatan dengan simbol warna hijau royo-royo. Sumber foto : kanal24/Aldhy Harianto

Menurut (Geertz, 1961) menyebut priyai istilah dalam kebudayaan Jawa untuk kelas sosial dalam golongan bangsawan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.

Peleburan kebudayaan antara santri dan priyai secara umum adalah adalah asal usul sebutan bagi seseorang borjuisme Islam yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai dari golongan bangsawan Jawa.

Titik temu Investor dan NU. Dokumen presentasi
Titik temu Investor dan NU. Dokumen presentasi

Banyak bangsawan Jawa masa lampu tertarik dengan Islam sehingga relevansinya tidak jauh beda dengan seorang investor yang mengabdi di pesantren pada abad 21 ini.

Itulah mengapa budaya bangsa Indonesia sebagai bangsa investor bisa kerja lebih santai tapi lebih makmur dan melakukan pelayanan di pesantren tanpa pamrih. Itu karena aset yang bisa bekerja untuk mereka di saat orangnya sudah tak mampu bekerja.

Aset bekerja untuk kita sehingga waktu luang bisa digunakan dalam kegiatan sosial di organisasi Nahdlatul Ulama dan mengabdi untuk Indonesia tanpa pamrih.

Organisasi Nahdlatul Ulama awalnya berkembang bekerja lebih keras sebagai konsekuensinya tidak bisa memberikan tunjangan kepada santri tersebut dan ilmu. Dengan ilmu investasi syariah para santri mudah kumpulkan harta halal untuk meningkatkan kehidupan meski sudah bekerja lebih sedikit. 

Abdurrofi mendukung seratus persen kenyamanan aset bekerja untuk investor, saatnya hidup dikejar uang dan bukan dikejar-kejar penagih utang. Dalam kasus Indonesia harus melakukan pembangunan berbasis investasi dibandingkan utang. Proyek pemerintah yang berkaitan dengan dana kapital untuk investasi dari pergerakan kaum saudagar dalam negeri.

Biarkan uang yang bekerja keras dan kita bisa hidup lebih santai nantinya.

Untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dan sumber daya yang tersedia terutama sumber daya modal dari saudagar Indonesia dibandingkan utang luar negeri dari International Monetary Fund (IMF). Gotong royong nasional para saudagar di Indonesia  menunjukkan bahwa potensi Indonesia  memegang posisi investasi langsung masuk terbesar dengan $ 4,5 triliun pada tahun 2021.

POIN TITIK TEMU pada kawasan ekonomi khusus (KEK). Sumber data : presentasi investasi dan NU
POIN TITIK TEMU pada kawasan ekonomi khusus (KEK). Sumber data : presentasi investasi dan NU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun