Gradasi metamorfosa ini dialusikan dalam simbol-simbol
konotatif yang semula berlatar konteks alam, tiba-tiba
berubah ke latar konteks manusia. Hujan yang semula berada
di jalanan, tiba-tiba menerobos masuk ke rumah, tanpa
melalui pintu atau jendela. Peralihan konteks inilah yang
kemudian membuat hujan itu jadi bermakna bagi kita.
Ia telah menjelma menjadi sebuah wacana.
Setelah latar simbolik itu terbentuk, Sapardi mulai
menguraikan gagasan magisnya. Bahwa hujan yang sama,
yang telah mengenal akrab pohon, jalan, dan selokan,
akhirnya benar-benar tercurah turun. Menimpa pohon,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!