programnya seribu
siasatnya seribu
partainya seribu
kontributornya satu
tiap pemilu dia dirayu
dikasih uang saku
sepanjang hidupnya ditipu
dikenyangi dengan harapan-harapan palsu
dan orang-orang pintar berfilsafat:
untuk merekat mufakat
kita mesti merawat orang maksiat
undang-undangnya seribu
polisinya seribu
jaksanya seribu
pengacaranya seribu
terdakwanya cuma satu
tiap mereka ditimpa isu
si pesakitan disuruh maju
dikuliti dan diburu-buru
dijebak-jebak agar mau mengaku
masing-masing mengenakan topeng menyaru
dan orang-orang pintar menebah dada mengaku
bahwa keadilan telah ditegakkan
buktinya langit runtuh berserakan
dan si bodoh telah menerima ganjaran
birokrasinya seribu
pemerintahannya seribu
cukongnya beribu-ribu
negaranya tinggal satu
tiap kali mereka ketemu jalan buntu
masing-masing membuat alibi berliku-liku
mengangkangkan pantat dan berak di situ
maka orang-orang pintar berpendapat
begitulah caranya mengenyahkan penjahat
bakar lumbungnya dan bantu tikus-tikus meloncat agar selamat
sekolahnya seribu
kurikulumnya seribu
prodinya beribu-ribu
muridnya hanya satu
tiap menjelang tahun ajaran baru
dia diuber-uber hingga ke gang buntu
dipasangi segala atribut dan seragam baru
otaknya yang beku dijejali teori-teori berdebu
yang tiap bulan dikemas dalam wujud buku-buku baru
yang canggih dan seram judulnya layaknya iblis dan hantu
dan orang-orang bijak berkesimpulan
bahwa bangsa telah banyak membuat kemajuan
kedunguan telah dilokalisir dan dikepung habis-habisan
dikunci di lorong-lorong sempit dan kolong-kolong jembatan
di negeri yang miskin rasa malu
yang tersisa hanya benalu
yang memukul gendang bertalu-talu
untuk menutupi nyanyiannya yang sumbang dan ragu-ragu
di negeri yang gampang melupakan masa lalu
yang berkuasa adalah parasit melulu
penumpang gelap yang sepanjang jalan berseru-seru
agar rakyat senantiasa bersikap tenang dan tak buru-buru
optimis dan meninggalkan prasangka yang bersifat kritis
sebab nasib mereka telah dijamin jebakan labirin berlapis-lapis
di negeri yang telah melempar kehormatannya dalam kubangan
yang menjadi inspirasi adalah tingkah polah para bajingan
migrasi besar kegelapan yang memenuhi jalanan
yang menjadi tren adalah pengayoman dangkal dan murahan
yang memaksa rakyat merogoh saku dalam-dalam
meremas jantung mereka berulang-ulang
demi menebus kembali haknya yang telah digadaikan
di negeri yang yatim piatu dari cendikiawan dan rohaniwan
orang awam hanya bisa meraba-raba dalam kegelapan
dibujuk dan dipermainkan seribu satu suara setan
tak bisa membedakan antara tamparan dan tepukan tangan
antara jilatan dan ketulusan
antara jalan keluar atau jebakan
di dalam kegelapan
semua gema dan suara saling bersabung dengan hampa
segala apa yang pernah dipercaya mentok dan sia-sia
maka dalam kegelapan yang total dan merata
serigalalah yang akan menjadi penguasa tunggal mereka
di negeri yang menganggap uang adalah tuhan
jabatan adalah jaminan keabadian
kesempatan adalah anugerah alam
kemungkaran adalah tanda kebenaran
hanya para pencoleng yang bebas berpesta pora
cuma para maling yang didengar suaranya
badut-badut akan diangkat jadi raja
dimana canda tawa mereka akan menimbun-nimbum nyeri di dada
dan banyolan-banyolannya akan meluahkan luka yang makin menganga
di negeri dimana semua orang berduyun menuju satu jurusan
mengumpul dan menggumpal dalam satu lubang
dimana pemerataan hanya boleh didistribusikan oleh satu tangan
dimana kebenaran kehilangan pijakan
mendompleng di atas kendaraan kepentingan-kepentingan
kejantanan dan kebesaran hati akan terkebiri
komitmen bersama akan cepat menguap dan basi
teredam kompromi dan negosiasi-negosiasi tersembunyi
lalu para cerdik pandai akan mereka ulang kehormatan dan harga diri
merevisi nilai kemudian mengumumkannya sebagai soal mis-komunikasi
di negeri yang menganggap nasehat sebagai penghambat
hasil-hasil survey didaulat sebagai hakikat
penegak hukum dan penyelenggara negara setara malaikat
maka yang paling haram diucapkan adalah kata tobat
sekelompok orang percaya bahwa mereka sudah pasti selamat
maka yang selebihnya sudah tentu kena laknat
hanya yang tinggi dan tersembunyi yang punya martabat
maka yang selebihnya adalah cecurut dan ular bludak
kalau yang satu mesti dikembangbiakkan dan dirawat
maka yang selainnya boleh ditembak dan disikat
demikianlah prinsip-prinsip moral para bangsat
bila usul dianggap pelecehan
bila petisi dianggap konspirasi
bila keluh kesah dianggap penghujatan
bila lembaga-lembaga negara mulai dikeramatkan
hanya satu yang harus kita lakukan: serbu dan robohkan!
kalau hakikat kedaulatan terus dimanipulasi
kalau sumber-sumber kekayaan bersama terus dipunggah dan ditimba ke luar negeri
kalau amnat sudah dikhianati berulangkali
maka hanya tinggal satu pilihan: basmi dan revolusi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H