Mohon tunggu...
Abdurrazzaq Zanky
Abdurrazzaq Zanky Mohon Tunggu... Petani - petani.

Senang membaca segala jenis buku, nulis diary, mengamati lingkungan alam dan sosial, menertawakan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Literasi Senja

26 November 2024   19:16 Diperbarui: 26 November 2024   19:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dan kita berjalan sendirian tak tentu arah. Membawa luka hati.

Penolakan cinta yang tegas dan nyata. Saking dalamya kesedihan

itu, hingga seakan "laut hilang ombak." Seruruh kehidupan seakan

mati dalam perasaan sang pujangga. Ternyata suasana senja bisa

begitu sugestif untuk melipatgandakan duka.

Saya lantas teringat tulisan Prof. Ajib Rosidi, tentang kebiasaan

sebagian penyair Haiku, yang kadang mengundang seorang teman

untuk bertandang dan menyuguhkan pemandangan matahari

terbenam sebagai menu hidangan. Wuih! Itu pasti dahsyat sekali.

Pastilah mereka itu sedang mengadakan adu perenungan. Saling

menjajal kedalaman rasa dan kontemplasi. Saya bayangkan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun