"Berdiri Aku" yang legendaris itu? Ketika hati dan intusi kita
terpukau oleh keindahan alam, jiwa kita justru merindukan
sesuatu yang lebih indah lagi. Keindahan yang lebih dalam dan
mutlak. Karena pada akhirnya hidup itu harus "bertentu tuju."
Ada kesudahan puncak yang akan melampaui kesudahan-kesudahan
sebelumnya. Senja bisa menjadi sangat relligius bagi orang yang
selalu merindukan keabadian.
Lalu bagaimana keadaan Chairil saat menuliskan"Senja Di Pelabuhan
Kecil" yang super romantis dan melankolis itu? Bayangkanlah
suatu keadaan hari yang remang, kapal-kapal berayun terpapar
gelombang, tak ada seorangpun terlihat. Sementara hari gerimis