sangka mengekang, tapi ternyata memberi arah dan manfaat yang sungguh
mencengangkan. Alhasil, kisah cinta Pak Muhdi dan Bu Aida sama sekali terlupakan.
Sampai berpuluh tahun kemudian, saya bertemu dengan sesama alumnus MIN,
yang menceritakan bahwa Pak Muhdi dan Bu Aida sudah tidak mengajar lagi
di sekolah kami yang lama. Pak Muhdi diangkat jadi PNS dan ditempatkan pada
suatu pulau di ujung Kalimantan Selatan. Bu Aida menempati penugasan baru
 pada sebuah SD tak jauh dari rumah beliau. "Apa mereka menikah?" Saya bertanya.
"Tidak. Tapi Pak Muhdi dapat jodoh di tempat beliau mengajar. Bu Aida masih lajang."
Percakapan terhenti di situ karena kami sama buru-buru.
Sayapun tidak memikirkan kisah cinta itu lebih lanjut.
Empat tahun lalu saya bertemu Pak Muhdi ketika sama-sama melayat.