Bimbingan cara mengomunikasikan informasi, adalah literasi yang memungkinkan peserta didik mampu membuat ringkasan dan menyebarkan hasil pekerjaan dan gagasannya secara efisien melalui media-media yang tersedia, misalnya melalui blog, infografis, dan lain-lain.
Konsultasi informasi. Di negara maju tugas ini diberi nama readers adviser. Tugas dari konsultan informasi ini adalah memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik strata satu (S1), dua (S2) maupun tiga (S3) dalam pelacakan informasi untuk kepentingan penelitiannya.
Agar layanan-layanan yang menjadi tuntutan pemangku kepentingan perpustakaan masa kini dapat disediakan dengan baik oleh perpustakaan, maka pustakawan yang menjadi motor utama perpustakaan selain memiliki kompetensi dasar kepustakawanan dia juga harus memiliki kemampuan lain seperti berikut:
Kemampuan dan penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi. Kemampuan ini tentunya akan mendukung tugas-tugas pustakawan yang semakin memerlukan teknologi informasi dan komunikasi. Pekerjaan-pekerjaan perpustakaan yang sangat dasar pun saat ini memerlukan kompetensi TIK tersebut. Apalagi tugas-tugas terkait dengan repositori; bimbingan penggunaan berbagai aplikasi, seperti penggunaan aplikasi anti plagiarisme; penggunaan buku dan jurnal elektronik dan lain-lain sangat memerlukan pengetahuan dan kemampuan TIK.
Kemampuan melakukan penelitian/pengkajian. Dalam hal ini kemampuan dan penguasaan metodologi penelitian sangat diperlukan, terutama untuk mendukung tugas-tugas pustakawan yang berhubungan dengan analisis informasi.
Misalnya saja, pustakawan harus mampu meneliti tren arah penelitian di universitasnya, melakukan pemetaan bidang ilmu yang menjadi obyek penelitian para mahasiswa dan dosen di universitasnya. Kemampuan ini sangat diperlukan ketika pustakawan melakukan Collaborative Partnership dengan dosen dan atau profesor.
Tidak sedikit pustakawan di perguruan tinggi yang terlibat penelitian bersama dengan dosen senior dan profesor. Bahkan banyak pustakawan yang menjadi nara sumber ketika profesor akan menerbitkan publikasi ilmiahnya. Banyak juga pengalaman pustakawan yang membantu profesor dalam mengajar (co-teaching), terutama terkait metodologi penelitian, dengan memberikan materi literasi informasi kepada mahasiswa.
Kemampuan berkomunikasi secara prima. Kemampuan berkomunikasi yang prima baik secara lisan (oral communications) maupun tulisan (written communications) harus dimiliki oleh pustakawan, terutama ketika harus menyampaikan informasi hasil penelitiannya kepada para pemangku kepentingan di universitasnya.
Kemampuan mengajar. Pustakawan harus dibekali dengan kemampuan mengajar, terutama dalam menyampaikan bimbingan dan juga dalam melakukan literasi informasi kepada peserta didik. Tanpa kemampuan mengajar yang baik walaupun pustakawan tersebut menguasai teknik-teknik literasi dia akan kesulitan dalam menyampaikannya kepada para peserta didik, apalagi peserta didik di lingkungan universitas.
Kemampuan menulis. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam menyampaikan hasil-hasil kajiannya, terutama yang terkait dengan kebutuhan informasi para pemangku kepentingan perpustakaan universitasnya.
Kemampuan mengemas informasi. Produk-produk dan jasa perpustakaan seperti abstrak, indeks, tinjauan literatur, pathfinder, panduan literatur dan informasi sekunder lainnya akan sangat memerlukan kemampuan ini.