5. Islam mengajarkan menolong siapa saja, baik orang miskin maupun orang yang sakit.
Hal ini sesuai dengan hadits riwayat dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:
فِى كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
Artinya: “Menolong orang sakit yang masih hidup akan mendapatkan ganjaran pahala.” (H.R. Bukhari ke 2363 dan Muslim ke 2244).
Kita dapat melihat dari hadits di atas bahwasannya Islam merupakan agama yang peduli terhadap sesama manusia. Sebagai bentuk hubungan hablu min nas atau muamalah secara sosial humaniora maka kita sebagai umat Islam diharuskan membantu terhadap sesama kita yang kesusahan, bahkan terhadap orang-orang di luar Islam. Hal ini adalah seperti halnya menjenguk tetangga atau teman yang sakit dan membantu meringankan masalah ekonomi mereka.
6. Boleh memberi hadiah pada non Muslim
Hal ini dapat dilakukan dengan tujuan untuk membuat mereka (orang-orang non Muslim) tertarik pada agama Islam atau ingin mendakwahi mereka atau ingin supaya mereka tidak menyakiti kaum Muslimin. Sehingga nantinya tercipta suatu relasi atau hubungan antara kita sebagai umat Islam dengan orang-orang di luar Islam. Dari salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Ibnu Umar RA, beliau berkata:
رَأَى عُمَرُ حُلَّةً عَلَى رَجُلٍ تُبَاعُ فَقَالَ لِلنَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ابْتَعْ هَذِهِ الْحُلَّةَ تَلْبَسْهَا يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَإِذَا جَاءَكَ الْوَفْدُ . فَقَالَ « إِنَّمَا يَلْبَسُ هَذَا مَنْ لاَ
خَلاَقَ لَهُ فِى الآخِرَةِ » . فَأُتِىَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مِنْهَا بِحُلَلٍ فَأَرْسَلَ إِلَى عُمَرَ مِنْهَا بِحُلَّةٍ . فَقَالَ عُمَرُ كَيْفَ أَلْبَسُهَا وَقَدْ قُلْتَ فِيهَا مَا قُلْتَ
قَالَ « إِنِّى لَمْ أَكْسُكَهَا لِتَلْبَسَهَا ، تَبِيعُهَا أَوْ تَكْسُوهَا » . فَأَرْسَلَ بِهَا عُمَرُ إِلَى
أَخٍ لَهُ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ قَبْلَ أَنْ يُسْلِمَ